Hal ini seperti yang disampaikan Toni, kerabat korban saat ditemudi di kediaman Bripka Rahmat.
"Dari semalam VT gak berhenti nangis, saya sampai gak tega lihatnya," kata Toni
Tampak VT masih menangis histeris dan sesekali teriak memanggil almarhum ayahnya.
"Ya Allah papa ya Allah papa, tengokin VT terus papah, papah tengokin VT," teriak VT.
VT yang diketahu baru akan masuk SMP itu masih belum bisa menerima kenyataan bahwa sang ayah telah berpulang.
"Gak mau, aku mau liat papah sekarang, papah ga mau aku gak rela papah pergi," ujar VT histeris.
5. Pesan untuk Polri Pemegang Senjata
Kasus penembakan oleh anggota polisi di luar tugas ternyata tak hanya sekali terjadi.
Melansir dari laman Kompas.com, sebelumnya pada 14 Juli 2019 juga ada anggota polisi di Aceh Singkil yang menembak seorang pemuda hingga tewas saat menyaksikan hiburan organ tunggal.
Baca Juga: Polisi Benarkan Telah Amankan Sutradara Inisial RE atas Kasus Narkoba
Adanya kasus tak selayaknya itu menjadi perhatian bagi seluruh masyarakat termasuk oleh jajaran kepolisian dan psikolog forensik.
Pasalnya, menurut Psikolog Forensik Klinis Adityana Kasanra Putranto, peristiwa tersebut menunjukkan kapastias mental aparat pemegang senjata yang kurang stabil.
Oleh karena itu, seharusnya ada pemeriksaan mental secara periodik bagi aparat yang dipersenjatai.
Baca Juga: Ditangkap Polisi, Jefri Nichol: Kebodohan Saya Memakai Ganja
“Bahwa kompetensi mental individu yang memiliki kewenangan untuk menyimpan dan menggunakan senjata api seharusnya menjalani proses pemeriksaan secara periodik. Jelas enggak ada kok pemeriksaan periodik,” kata Kasandra saat dihubungi Kompas.com, Jumat (26/7/2019).
Selain itu, Kasandra juga menyebut sistem dan kebijakan di Indonesia terkait pengendalian senjata api masih lemah.
"Kekuatan yang besar mendatangkan tanggung jawab yang lebih besar," pungkas Kasandra. (*)
Source | : | kompas,Tribunjakarta,Wartakotalive |
Penulis | : | Novita Desy Prasetyowati |
Editor | : | Novita Desy Prasetyowati |