Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto
Grid.ID - Seorang perawat ditemukan tewas bunuh diri setelah mengalami stres karena harus bekerja selama 12 jam dalam sehari.
Leona Goddard (35) merasa pekerjaannya terlalu menyita banyak waktu sehingga dia tidak memiliki kehidupan sosial di luar lingkungan kerja.
Bahkan, mimpinya untuk memiliki keluarga pun harus ditunda sejak dia mendapatkan promosi jabatan.
Jabatan yang semakin tinggi dibarengi dengan tanggung jawab yang semakin banyak membuatnya harus bekerja lembur setiap harinya.
Baca Juga: Ketika Ojek Online Belajar dari Pereli profesional indonesia
Tak kuat lama-lama hidup seperti ini, Leona pun memutuskan bunuh diri 6 bulan kemudian.
Leona ditemukan tewas gantung diri di rumahnya di Longsiht, Manchester dengan meninggalkan sepucuk surat.
Surat 'wasiat' yang ditulisnya dalam dua lembar kertas HVS A4 itu berisi curahan hati Leona selama menjadi perawat di Rumah Sakit Manchester.
Melansir dari laman mirror.co.uk Leona curhat, sebenarnya selama ini dia kurang menikmati pekerjaan yang ditekuninya itu.
Hal tersebut pun dibenarkan oleh salah satu teman kuliah Leona di Universitas Manchester.
"Meskipun dia bekerja dengan baik, dia tidak pernah benar-benar menikmati pekerjaannya itu. Dia merasa terperangkap," katanya.
Selain itu dikatakan temannya, Leona kerap merasa stres akibat tidak punya waktu untuk kehidupan sosialnya di luar dunia pekerjaan.
Bahkan, waktu untuk bersantai di rumah pun dia tidak punya.
Baca Juga: Kenali Dermatitis Atopik pada Bayi dan Anak Serta Cara Penagobatan yang Mudah
Padahal rumah itu, telah dibelinya secara susah payah dari hasil menabung selama ini.
"Dia selalu dicemaskan dengan bagaimana dia hidup di lungkungannya. Karena rumah yang dibelinya dari hasil tabungan jarang dia tempati saking sibuknya dia di rumah sakit," tegas temannya itu.
Mantan pacarnya, Peter Schaffer, pun merasa kehilangan sosok Leona.
Menurutnya, dulu Leona pernah bercerita ingin memiliki keluarga kecil yang sayangnya hingga dia meninggal keinginan tersebut belum dapat terwujud.
"Leona pernah bercerita ingin memiliki anak suatu hari nanti, dan tidak dapat dipungkiri dia akan menjadi ibu yang hebat,"
"Namun ketika dia mulai bekerja (sebagai seorang perawat), dia mulai disibukkan dengan pola shift yang membuatnya frustasi," terang Peter.
Masih dalam keterangan Peter, Leoana mulai semakin sibuk setelah mendapatkan promosi pekerjaan yang memberinya banyak tanggung jawab.
Namun meski begitu, dikatan Peter, hanya ada satu alasan yang tetap membuat Leona tetap berada di posisinya saat itu.
Yaitu sebuah harapan.
"Kami pernah berbincang tetang peluang pekerjaan lain untuknya. Tapi setelah berminggu-minggu komunikasi, semuanya memburuh dan saya memutuskan komunikasi,"
"Ingin saya untuk memberinya ruang merenungkan kemungkinan lain baru kemudian kami berbincang lagi. Namun nasib berkata lain, dia memilih untuk mengakhiri hidup seminggu setelah itu," terang Peter lebih lanjut.
Leona Goddard sendiri mendapatkan promosi menjadi perawat staf senior pada Juni 2018.
Posisi itu dipercayakan padanya karena setelah 2 tahun bekerja terhitung sejak 2016, performanya dinilai bagus.
Oleh karena itu, sewaktu mendapat kabar Leona tewas gantung diri, pra kolega dan pasiennya pun terkejut.
Namun memang, diungkapkan rekan kerjanya yang bernama Siane Donovan, Leona sudah lama mengeluh tentang sistem kerja shifting dan lamanya lembur yang dia jalani setiap hari.
Leona pun akhirnya mengakhiri hidupnya Oktober lalu dengan cara gantung diri.
(*)
Source | : | mirror.co.uk |
Penulis | : | Arif Budhi Suryanto |
Editor | : | Nurul Nareswari |