"Kebetulan waktu itu pemerintah Singapura mengulurkan bantuan kepada beberapa pelajar di Jakarta," ungkapnya.
Baca Juga: 'Si Manis Jembatan Ancol' Kembali Dibuat, Arifin Putra: Bukan Latah, Tapi Udah Banyak yang Kangen!
Merry mengaku terpilih untuk mendapatkan bantuan lantaran memiliki nilai yang cukup bagus.
"Nilai cukup tapi uang tidak cukup akhirnya di situlah harus ngutang untuk struggling di sana, survive," ungkapnya.
Kendati demikian dari situlah diakui Merry menjadi tumpuan kehidupannya semakin bersemangat untuk meraih mimpi.
Merry bahkan bertekad tak akan kembali ke Indonesia sebelum sukses di usia 30 tahun.
"Akhirnya dengan kesulitan itu singkat cerita saya bisa bukan hanya membayar hutang-hutang saya dan mewujudkan mimpi saya dan mendapatkan satu juta dolar di usia 26 tahun," ungkap Merry.
Meri mengaku untuk bertahan hidup di Singapura ia harus bekerja menyebarkan brosur di pinggir jalan dengan upah harian.
(*)
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Nurul Nareswari |