Grid.ID - Sepanjang tepian Pantai Losari, di sekitar Jalan Penghiburan, Makassar, Sulawesi Selatan ada deretan kios yang menjajakan pisang epe.
Masing-masing kios menyediakan kursi-kursi plastik beserta meja-mejanya bagi pengunjung yang ingin menikmati senja di pinggir pantai sambil menyantap pisang epe.
Tergiring rasa penasaran, setelah menyusuri pinggiran pantai, Kompas.com lalu berhenti di salah satu kios. Kios tersebut tepatnya milik Surya Wintery (55).
Sudah sekitar lima belas tahun, pria asal Makassar yang pernah merantau ke Yogyakarta ini menjajakan pisang epe.
Surya bercerita bahwa mulanya kios-kios pisang epe di sepanjang Pantai Losari ini berjualan di depan Kantor Walikota Makassar.
Sekilas pisang epe mirip dengan pisang planet yang biasanya dijual di Kampung Semawis di Semarang tiap malam pada akhir pekan.
Rupanya, perbedaan dua ragam olahan pisang yang dipipihkan ini terletak pada taburan di atasnya.
Pisang planet Semarang ditaburi bubuk gula halus di atasnya. Sementara, pisang epe disiram dengan gula merah yang dicairkan, untuk varian rasa original.
Kini, pisang epe biasa disajikan dengan parutan coklat, keju, atau tambahan buah durian.
“Pisangnya dari jenis kepok lalu diberi guyuran lelehan gula merah. Kalau dulu biasanya dikasih parutan kelapa,” ujar Surya pada Minggu (19/3/2018).
Pengunjung bisa memilih salah satu topping tersebut atau memadukan di antara topping tersebut.
Menurut Surya, topping durian termasuk yang diburu pengunjung. Pasalnya, pengunjung mendapatkan rasa asli dari buah durian langsung, bukan dari perasa makanan.
Selongsong buah durian yang belum dilepas dari bijinya dimasukkan ke dalam wadah yang berisi gula merah. Baru ketika pisang epe akan disajikan, kuah gula merah dan daging durian yang masih melekat dengan bijinya diguyurkan ke pisang epe. Dalam satu piring pisang epe yang dihidangkan ke pengunjung terdiri dari tiga buah pisang.
“Pisangnya dikupas dulu baru dibakar di bara api sedang. Jangan lupa diolesi mentega,” kata Surya sembari menunjukkan proses pembuatan pisang epe.
Sekitar tiga menit kemudian wangi harum tercium, pisang diangkat lalu ditekan menggunakan alat khusus.
Alat tersebut berupa balok kayu yang diberi klep dan pegangan tangan untuk membuka menutup saat memipihkan pisang.
Untuk menikmati pisang epe, pengunjung hanya perlu merogoh kocek Rp 10.000 untuk rasa original.
Sementara varian rasa lainnya dihargai Rp 12.500,00. Kios pisang epe di sepanjang Pantai Losari rata-rata buka mulai dari pukul 17.00 WITA hingga 00.00 WITA. (Kompas.com/Shela Kusumaningtyas)
(Baca: Jalan-Jalan ke Bandung Pakai Toyota All New Toyota Rush, Yuk Mari...Nggak Sabar Deh)
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul Santap Pisang Epe di Tepi Pantai Losari, Ada Pilihan Topping Durian