Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Eddie Van Halen meninggal pada usia 65 tahun setelah bertahun-tahun menderita kanker tenggorokan.
Mengutip laman Kompas.com, ia meninggal pada Selasa (6/10/2020) pagi.
Kematian gitaris legendaris itu diumumkan langsung oleh putranya, Wolf Van Halen.
“Saya tidak percaya harus menulis ini. Pagi ini ayah saya, Edward Lodewijk Van Halen, telah kalah dalam perjuangan panjang dan sulit melawan kanker,” tulis Wolf pada unggahannya.
Baca Juga: Gitaris Rock Legendaris Eddie Van Halen Meninggal Dunia Usai 10 Tahun Mengidap Kanker!
Sebuah sumber yang dikutip People, kondisi Eddie Van Halen merosot tajam dalam 3 hari terakhir.
Sementara itu TMZ melaporkan, kanker yang diidap Eddie Van Halen telah menyebar ke otak.
Baca Juga: Jangan Mau Beli Ikan Lele dengan Ciri-ciri Ini! Akibatnya Bikin Geleng-geleng Kepala
Menurut TMZ, pria berdarah Indonesia itu mengembuskan napas terakhir di Santa Monica.
Eddie Van Halen berjuang melawan kanker selama lebih dari 10 tahun.
Ia dilahirkan di Amsterdam, Belanda, pada 26 Januari 1955.
Ayahnya, Jan Van Halen, adalah musisi Belanda, sedangkan ibunya, Eugenia, berdarah Indonesia.
Jarang orang tahu, kanker tenggorokan mengacu pada tumor kanker yang berkembang di tenggorokan (faring), kotak suara (laring) atau amandel.
Tenggorokan adalah saluran berotot yang dimulai di belakang hidung dan berakhir di leher.
Kanker tenggorokan paling sering dimulai pada sel datar yang melapisi bagian dalam tenggorokan.
Dilansir Grid.ID dari laman Mayo Clinic, kotak suara berada tepat di bawah tenggorokan dan juga rentan terhadap kanker tenggorokan.
Kotak suara terbuat dari tulang rawan dan berisi pita suara yang bergetar untuk mengeluarkan suara saat berbicara.
Kanker tenggorokan juga dapat memengaruhi bagian tulang rawan (epiglotis) yang berfungsi sebagai penutup tenggorokan.
Kanker amandel adalah bentuk lain dari kanker tenggorokan, menyerang amandel yang terletak di bagian belakang tenggorokan.
Gejala
Tanda dan gejala kanker tenggorokan yaitu:
· Batuk
· Perubahan suara, seperti suara serak atau tidak berbicara dengan jelas
Baca Juga: Ngeri! Jangan Nekat Makan Sayur Bayam dengan Ciri-ciri Ini karena Bisa Jadi Racun Buat Tubuh!
· Kesulitan menelan
· Sakit telinga
· Benjolan atau luka yang tidak kunjung sembuh
· Sakit tenggorokan
· Penurunan berat badan
Penyebab
Kanker tenggorokan terjadi ketika sel-sel di tenggorokan mengalami mutasi genetik.
Mutasi ini menyebabkan sel tumbuh tak terkendali dan terus hidup setelah sel sehat biasanya mati.
Sel yang menumpuk dapat membentuk tumor di tenggorokan.
Tidak jelas apa yang menyebabkan mutasi yang menyebabkan kanker tenggorokan.
Baca Juga: Dikabarkan Siap Menikah Setelah Bertemu dengan Orangtua Nathalie Holscher, Begini Tanggapan Sule!
Tetapi ada faktor-faktor yang dapat meningkatkan risikonya.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker tenggorokan, yaitu:
· Penggunaan tembakau, termasuk merokok dan mengunyah tembakau
· Penggunaan alkohol yang berlebihan
· Virus menular seksual yang disebut human papillomavirus (HPV)
· Pola makan yang kurang buah dan sayur
· Penyakit gastroesophageal reflux (GERD)
Tidak ada cara yang terbukti untuk mencegah terjadinya kanker tenggorokan.
Tetapi untuk mengurangi risiko kanker tenggorokan, kamu perlu berhenti merokok atau jangan mulai merokok.
Dokter dapat mendiskusikan manfaat dan risiko dari strategi berhenti merokok, seperti pengobatan, produk pengganti nikotin, dan konseling.
Jika kamu terpaksa untuk minum alkohol, lakukan dalam jumlah sedang.
Pilih juga makanan sehat penuh buah dan sayuran.
Vitamin dan antioksidan dalam buah dan sayuran dapat mengurangi risiko kanker tenggorokan.
Baca Juga: Jangan Coba-coba Makan Terlalu Cepat Kalau Nggak Mau Kena Bahaya Ini, Ahli Sampai Syok!
Makan berbagai buah dan sayuran berwarna.
Beberapa kanker tenggorokan diduga disebabkan oleh infeksi menular seksual human papillomavirus (HPV).
Kamu dapat mengurangi risiko HPV dengan membatasi jumlah pasangan seksual dan menggunakan kondom setiap kali berhubungan seks.
(*)
Source | : | Kompas.com,mayoclinic.org |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Ayu Wulansari Kushandoyo Putri |