Pasalnya, mayoritas warga justru menggunakan hasil penjualan tanah itu untuk membeli mobil dibandingkan membuat usaha.
"Ada rasa kekhawatiran karena sedikit yang dibuat usaha," jelas Kades Gihanto dikutip dari Surya.co.id, Selasa (16/2/2021).
Menurut Gihanto, 90 persen warga di desanya telah menggunakan hasil penjualan tanah itu untuk membeli mobil dan 75 persen untuk membeli tanah.
Sementara 50 persen warga menggunakan uang tersebut untuk membeli rumah tinggal.
Menurut kesaksian sang kades, sejauh ini sudah ada ratusan warga yang menurunkan mobil serentak.
"Yang dibuat untuk usaha sedikit, banyak yang digunakan untuk beli mobil, sudah ada 176 mobil baru yang dibeli secara bertahap, kemarin baru datang 17 mobil," terangnya.
Tak dipungkiri oleh seorang warga bernama Mulyadi, ia juga membenarkan bahwa hasil penjualan tanah miliknya telah digunakan untuk membeli mobil.
"Tanah saya 1/2 hektar, sebagian uangnya untuk membeli mobil," tutupnya.
Seperti yang telah diinformasikan Surya.co.id, tanah yang dijual warga sekitar akan dijadikan untuk pembangunan kilang minyak grass root refinery (GRR).
Di mana pembelian tanah tersebut dikabarkan dari hasil patungan Pertamina-Rosneft atau perusahaan asal Rusia yang tengah membutuhkan lahan di tiga desa tersebut, yakni Sumurgeneng, Wadung dan Kaliuntu.
(*)
Source | : | Kompas.com,Surya.co.id |
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Ayu Wulansari Kushandoyo Putri |