Namun, di balik karirnya yang gemilang sebagai aktris dan sutradara film, Sofia tetap setia dengan perjuangannya sebagai agen intelijen.
Ia menggunakan kesempatan-kesempatan saat syuting film di berbagai daerah untuk mengumpulkan informasi penting tentang situasi politik dan militer di Indonesia.
Ia juga membantu menyelundupkan senjata dan amunisi untuk para pejuang kemerdekaan.
Salah satu peristiwa penting yang melibatkan Sofia sebagai agen intelijen adalah Peristiwa G30S/PKI pada tahun 1965.
Peristiwa ini adalah sebuah percobaan kudeta yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) dan sekelompok perwira militer yang disebut Gerakan 30 September (G30S).
Mereka menculik dan membunuh enam jenderal Angkatan Darat, lalu mengumumkan pembentukan Dewan Revolusi.
Sofia, yang saat itu berada di Yogyakarta untuk syuting film Tiga Dara, mendapat informasi tentang rencana kudeta dari salah satu kontaknya di PKI.
Ia segera menghubungi Panglima Komando Daerah Militer V/Brawijaya, Mayjen Suharto, yang merupakan temannya sejak zaman perjuangan.
Kemudian memberitahu Suharto tentang nama-nama jenderal yang akan diculik dan lokasi-lokasi mereka.
Informasi ini sangat membantu Suharto untuk mengambil alih kendali militer dan menumpas G30S/PKI.
Atas jasanya ini, Sofia mendapat penghargaan dari pemerintah Indonesia, yaitu Bintang Mahaputra Adipradana.
Source | : | Tribun Trends |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |