Liberia memiliki populasi 4,6 juta orang dan diperkirakan lebih dari 50 persen perempuan telah menjalani praktik FGM.
(Baca juga: Tindik Miss V, Benarkah Aman Untuk Bercinta? Ternyata Begini Jawabannya, Penasaran?)
Pada 22 Januari kemarin, dirinya resmi menyerahkan estafet kekuasaan kepada mantan pesepakbola beken George Weah.
Larangan sementara akan membuat mutilasi genital menjadi sebuah praktik ilegal bagi anak perempuan di bawah 18 tahun dan akan memerlukan persetujuan apabila dilakukan pada wanita dewasa.
"Kami berseru kepada Presidan Weah untuk melarang praktik FGM sebagai undang-undang permanen," ungkap Mackin Pajibo dari Liberian group Women Solidarity Incorporated kepada Reuters.
Menteri Gender Julia Duncan Cassel bahkan mengatakan, "Ibu Presiden, saat Anda meninggalkan kantor, ini akan menjadi warisan istimewa."
(Baca juga: Bosen Jadi Cewek, Aura Kasih Ubah Wajahnya Jadi Kayak Gini nih!)
Akan tetapi moratorium belum tentu bisa dilaksanakan sepenuhnya.
Pada kenyataannya, agenda ini belum dipublikasikan di Liberia secara menyeluruh.
Uwizeye mencoba realistis, "Sementara kami memuji mantan Presiden atas tindakannya, masih terlalu dini untuk merayakan kemenangan."
"Masih ada jalan panjang sebelum praktik FGM akan benar-benar ditegakkan secara kaffah di Liberia."
(Baca juga: Intip 3 Kreasi Gaya Luna Maya Memadukan Cropped Denim Pants, Stylish Banget deh!)
"Undang-undang itu sendiri tidak cukup kuat untuk menghalangi masyarakat mempraktikkan FGM."
"Pembuat kebijakan perlu mengembangkan strategi efektif guna melindungi anak perempuan dan wanita dewasa."
Sebuah diskusi lebih dalam perlu dilakukan untuk memperluas perlindungan kepada mereka yang berusia di atas 18 tahun.
Pungkas Uwizeye, "Meski RUU mencakup adanya persetujuan dari kaum hawa, tekanan dari masyarakat sangat besar sehingga tidak ada pilihan lain selain menjalani praktik FGM."(*)
Penulis | : | Ahmad Rifai |
Editor | : | Ahmad Rifai |