Find Us On Social Media :

Google Doodle Peringati Ulang Tahun Maria Walanda Maramis, Pahlawan Pejuang Hak Perempuan Indonesia

By Novita Desy Prasetyowati, Sabtu, 1 Desember 2018 | 07:49 WIB

Google Doodle hari ini, mengenal Maria Walanda Maramis, pejuang hak perempuan

Laporan Wartawan Grid.ID, Novita D Prasetyowati

Grid.ID - Awal bulan Desember 2018 ini, google doodle peringati ulang tahun Maria Walanda Maramis.

Maria Walanda Maramis merupakan pahlawan pejuang hak perempuan Indonesia yang menjadi topik Google Doodle.

Google Doodle peringati hari ulang tahun Maria Walanda Maramis yang ke-142 tahun.

Maria Walanda Maramis muncul jadi Google Doodle Indonesia pada hari ini, Sabtu (1/12/2018).

Baca Juga : Masuk Google Doodle Hari Ini, Inilah 7 Fakta Taman Nasional Bunaken yang Jadi Surganya Snorkeling Dunia

Pada Google Doodle Indonesia hari ini terlihat gambar seorang perempuan berbaju hijau dan kolase berbagai gambar.

Tampak gambar bayi, cobek, benang, yang identik dengan kegiatan perempuan.

Sebenarnya siapa sih Maria Walanda Maramis itu?

Baca Juga : Google Doodle Rayakan HUT Taman Nasional Bunaken, Surga Tersembunyi di Sulawesi Utara

Maria Walanda Maramis juga banyak dikenal sebagai Kartini dari Minahasa.

Maria Walanda Maramis memiliki nama lahir Maria Josephine Catherine Maramis dan lahir di Kema, Sulawesi Utara, 1 Desember 1872.

Pahlawan nasional yang memperjuangkan hak perempuan ini wafat pada 22 April 1924 di Maumbi, Sulawesi pada usia 51 tahun.

Baca Juga : Google Doodle Ikut Rayakan Hari Anak Nasional di Indonesia, Berikut Sejarahnya

Seperti yang diwartakan klasika kompas.id, Maria Walanda Maramis memiliki keinginan membebaskan kaum perempuan dari cengkeraman adat yang tidak menguntungkan dan dari pola pendidikan Belanda.

Hal ini tampak terlihat dari usahanya mendirikan perkumpulan perempuan yang diberi nama Percintaan Ibu kepada Anak Temurunya, yang disingkat PIKAT.

Keberhasilan Maria Walanda Maramis mendirikan PIKAT, pada 8 Juli 1917 setelah menikah dengan Jozef Frederik Calusung Walanda yang merupakan seorang guru.

Baca Juga : Abraham Ortelius, Pencipta Atlas Modern Pertama yang Muncul di Google Doodle Hari Ini

PIKAT merupakan sekolah yang mengenalkan kerumahtanggaan, pertolongan pertama pada kecelakaan, dan bahasa Belanda.

Cabang-cabang PIKAT lantas didirikan di luar daerah Minahasa, di Gorontalo, Poso, Donggala, Makassar, bahkan hingga di Pulau Jawa dan Kalimantan.

Meskipun ia memiliki darah keturunan kaum kolonial, namun rasa nasionalisme Meria Walanda Masamis sangat tinggi.

Baca Juga : Memperingati Hari Bumi, Google Doodle Tampilkan Sosok Dr Jane Goodall, Siapa Dia?

Ia bahkan menganjurkan teman-temannya untuk menggunakan bahasa Melayu saat berpidato atau bercakap-cakap dengan orang asing.

Tak hanya itu, Maria juga selalu memakai pakaian daerah, kain dan kebaya putih, hingga berkali-kali mengingatkan banyak orang dengan berkata "Pertahankan bangsamu,".

Selain di bidang rumah tangga, Maria bahkan memperjuangkan hak perempuan dalam urusan kenegaraan.

Baca Juga : Kenalan Yuk Dengan Maya Angelou, Dia Loh yang Jadi Google Doodle Hari Ini

Kiprahnya menyangkut vrouwenkiesrecht, hak pilih dan dipilih bagi perempuan. Ia menulis banyak artikel tentang ini yang dimuat di koran setempat.

Hingga akhirnya pada 1921, pihak Batavia memberikan keputusan dan memperbolehkan perempuan memberi suara dalam pemilihan anggota Minahasa Raad.

Bahkan, usaha Maria ini masih tampak maju setelah dirinya berpulang.

Baca Juga : Mengenang Maya Angelou, Wanita Berkebangsaan Afrika-Amerika yang Muncul di Google Doodle Hari Ini, Siapa ya?

Pada 1930-an, perempuan diberi kesempatan untuk duduk dalam Locale Raden atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Hingga akhirnya, beliau menjadi Pahlawan Nasional karena usahanya mengembangkan keadaan wanita di Indonesia pada permulaan abad 20 Mei 1969 dengan nomor SK Presiden Keppres Nomor 012/K/1969.

Setiap tanggal 1 Desember, masyarakat Minahasa memperingati Hari Lahir Maria Walanda Maramis yang dianggap sebagai sosok pendobrak adat, pejuang kemajuan, dan semansipasi wanita di dunia pendidikan dan politik.

Baca Juga : Mengagumkan! Inilah Sosok Wanita, Katsuko Saruhashi yang Menjadi Google Doodle Hari Ini

Untuk mengenang jasanya, telah dibangun Patung Maria Walanda Maramis yang terletak di Kelurahan Komo Luar, Kecamatan Wenang.

Patung Maria Walanda Maramis berada sekitar 15 menit dari pusat Kota Manado yang bisa ditempuh dengan angkutan darat.

Maria Walanda Maramis juga memiliki quote yang masih dikenang hingga sekarang.

"Alangkah pahitnya bila kita hanya menyerah pada kelemahan atau kekurangan perhatian orang lain terhadap hati nurani serta seluruh rencana dan gagasan kita, " (Maria Walanda Maramis, dalam suratnya kepada Ketua PIKAT Ny Liong, setelah Maria berpulang).

(*)