Find Us On Social Media :

Kisah Nestapa Orang Maya, Air Mata Bercampur Derasnya Sungai, Guatemala Akan Pindahkan Kedubes ke Yerusalem

By Ahmad Rifai, Selasa, 26 Desember 2017 | 20:30 WIB

Genosida, Guetamala, Israel | The Center for Justice & Accountability, PanAm Post, & Facebook/Screenshot

(Baca juga: Stephen Hawking Khawatir dengan Narasi Robot Akan Punya Pikiran Seperti Manusia, Partner Steve Jobs Malah Bilang Begini)

Kisah Orang Maya di Guatemala

Di masa lalu, Guatemala adalah pusat kerajaan Maya.

Hingga saat ini, warganya mengidentifikasi diri sebagai orang Maya.

Sejak pendudukan bangsa Eropa di abad ke-16, minoritas Spanyol berhasil mengendalikan mayoritas asli penghuni lembah Amerika Tengah.

Memasuki tahun 1900-an, Guatemala berubah jadi danau penuh tumpah darah.

(Baca juga: Sistem Pada Otak Robot Makin Otonom, Benarkah Manusia Akan Jadi Rongsokan di Masa Depan?)

200 ribu Maya diperkirakan terbunuh semenjak tahun 1960 hingga 1996.

Sebagian besar penduduk Guatemala tewas secara teroganisir dan sistematis, terutama selama tahun 1981-1983.

Dikutip wartawan Grid.ID dari The Combat Genocide Association, merdeka sejak 1821, Guatemala selalu jadi sebuah negara termiskin di Benua Amerika.

Aneh, pemerintahannya justru lebih tertarik melayani kepentingan pihak lain dan menindas orang Maya dan Ladino (orang campuran).

(Baca juga: Produksi Robot Pembunuh Tak Dapat Dihentikan, Inikah Akhir dari Peradaban Manusia?)