Find Us On Social Media :

Kisah Nestapa Orang Maya, Air Mata Bercampur Derasnya Sungai, Guatemala Akan Pindahkan Kedubes ke Yerusalem

By Ahmad Rifai, Selasa, 26 Desember 2017 | 20:30 WIB

Genosida, Guetamala, Israel | The Center for Justice & Accountability, PanAm Post, & Facebook/Screenshot

Sebuah Undang-Undang (UU), yang disebut Richard H. Immerman sebagai kebijakan paling penting, disahkan pada tahun 1952.

UU yang dimaksud adalah soal reformasi agraria.

(Baca juga: Timbulkan Ancaman Kolosal, Vladimir Putin Peringatkan Perkembangan Artificial Intelligence, Penggagas Peradaban di Mars Ejek Pendiri Facebook Karena Tak Paham Persoalan)

Isinya kurang lebih berbunyi, memindahkan tanah yang tidak dibudidayakan ke petani tidak bertanah.

Meski begitu, hanya seperenam populasi yang mengalami dampak dari kebijakan ini.

Populer di dalam negeri, UU ini justru tidak diminati oleh AS.

Dalam suasana Perang Dingin, Guatemala diasosiakan sebagai bagian dari blok Komunis.

(Baca juga: Senjata Ini Akan Rubah Perang di Masa Depan, Perangkat Elektronik Musnah, Benarkah Peradaban Manusia Balik Jadi Primitif?)

Selain itu, United Fruit Company (UFCO), yang bisnisnya sangat menguntungkan, ikut kena imbas atas kebijakan semacam ini.

Makin jadi persoalan, ternyata UFCO adalah perusahaan asal AS.

Pendek cerita, Harry S. Truman memberi lampu hijau berlangsungnya operasi untuk menjatuhkan Árbenz di tahun 1952.

Kebijakan yang sama juga diterapkan di masa pemerintahan Dwight D. Eisenhower.