Find Us On Social Media :

Kisah Nestapa Orang Maya, Air Mata Bercampur Derasnya Sungai, Guatemala Akan Pindahkan Kedubes ke Yerusalem

By Ahmad Rifai, Selasa, 26 Desember 2017 | 20:30 WIB

Genosida, Guetamala, Israel | The Center for Justice & Accountability, PanAm Post, & Facebook/Screenshot

Di tahun 1944, pemilu bersih pertama kali diselenggarakan di Guatemala.

Hasilnya, seorang guru sekaligus penulis, Juan José Arévalo Bermejo, terpilih jadi presiden.

Di era ini, Guetamala seakan ingin mengangkat derajak kaum miskin.

Kelas atas dan pemilik tanah kebakaran jenggot.

(Baca juga: Pendiri Telegram, Pavel Durov, Sebut Mata Uang Ini Bisa Hancurkan Hegemoni AS dalam Sistem Keuangan Global)

Pusat kesehatan baru dibangun.

Dana untuk pendidikan ditingkatkan.

Arévalo populer di kalangan masyarakat namun dimusuhi pihak gereja dan militer.

Setidaknya, ada 25 usaha kudeta yang dilakukan selama dirinya menjabat sebagai seorang presiden.

(Baca juga: Tuhan Akan Diciptakan oleh Sejumlah Pakar Teknologi, Sang Juru Selamat atau Sedang Memanggil Iblis?)

Di tahun 1950, sang petahana dilarang mengikuti pemilu.

Sebagai gantinya, Menteri Pertahanan Guatemala di era Arévalo, Jacobo Árbenz Guzmán, terpilih sebagai presiden.