Find Us On Social Media :

Viral Ramalan Musim Kemarau Panjang Terjadi Tahun 2019-2022, BMKG Ungkap Jumlah Titik Panas di Indonesia Alami Peningkatan

By Novita Desy Prasetyowati, Jumat, 22 November 2019 | 14:21 WIB

Viral Ramalan Musim Kemarau Berkepanjangan Terjadi Tahun 2019-2022, BMKG Ungkap Jumlah Titik Panas di Indonesia Alami Peningkatan

Diperkirakan kemarau panjang tersebut akan dimulai tahun 2019-2022.

Baca Juga: Tok! Jokowi Umumkan Ibu Kota Baru Indonesia di Kalimantan Timur, BMKG Sebut Ada 3 Sesar Aktif di Kaltim yang Bisa Picu Gempa 7.0 SR

Bahkan disebutkan jika cadangan air dunia saat ini hanya tersisa 3% saja," narasi pada video tersebut.

Video tersebut tak ayal meresahkan masyarakat dan viral di media sosial.

Tak ayal BMKG memberikan klarifikasi terkait video viral musim kemarau panjang selama tiga tahun berturut-turut tersebut.

Baca Juga: 20-23 Juli 2019! BMKG Minta Masyarakat Waspada dengan Gelombang Tinggi Hingga 6 Meter, ini Wilayah yang Terdampak

Dilansir Grid.ID dari laman Twitter resmi @infohumasBMKG memberikan keterangan bahwa video tersebut hoax.

Menanggapi hal tersebut, BMKG menerangkan beberapa hal, yaitu:

1. Informasi yang disampaikan tidak benar karena BMKG tidak memprediksikan kekeringan panjang bertahun-tahun. Kemudian, pada tahun 2020, tidak teridentifikasi akan terjadi El-Nino kuat. Lembaga NOAA dan NASA (Amerika) serta JAMSTEC (Jepang) juga memprediksikan hal yang sama.

Baca Juga: Viral Informasi Potensi Tsunami di Pantai Selatan Jawa, BMKG Tegaskan Mengungsinya Bukan Sekarang

2. BMKG memprediksikan tidak ada potensi anomali iklim pada tahun 2020, baik di Samudera Pasifik maupun Samudera Hindia yang berdampak pada curah hujan di Indonesia. Curah hujan akan cenderung sama dengan pola iklim normal atau klimatologisnya.

3. El Nino lemah tahun 2019 telah dinyatakan berakhir pada akhir Juli lalu. Kondisi netral masih berlanjut hingga akhir tahun 2019.

4. Hal ini menandai tahun 2020 nanti diperkirakan tidak ada potensi anomali iklim yang berdampak pada curah hujan di wilayah Indonesia. Curah hujan akan cenderung sama dengan pola iklim normal (klimatologisnya).