Find Us On Social Media :

Berpikir Agar Tetap Higienis, Bolehkah Menyemprot Disinfektan pada Makanan? Ini Kata Ahli

By Devi Agustiana, Senin, 13 April 2020 | 14:49 WIB

Ilustrasi. Makanan takeaway.

Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana

Grid.ID – Menyemprotkan sayuran dengan bahan pembasmi virus, mungkin ini adalah kegiatan rutin yang banyak dilakukan masyarakat belakang ini.

Menyusul pandemi global Covid-19 yang kian meluas.

Dilansir Grid.ID dari Vox, Ben Chapman seorang spesialis keamanan makanan menjelaskan tentang bagaimana menyemprotkan makanan dengan bahan yang umumnya digunakan untuk membersihkan toilet tersebut.

Dalam hal makanan dan corona, ancaman terbesar adalah kontak dari orang ke orang di toko bahan makanan.

Baca Juga: Kenang 100 Hari Kepergian Sang Ibu, Rizky Febian Curahkan Rasa Rindunya: Aa Sayang Mama

Jika kamu datang langsung ke toko, maka gunakan masker dan berikan jarak satu sampai dua meter dari pembeli lainnya.

Selalu pastikan untuk mencuci tangan setelah kembali dari toko atau membongkar barang yang dikirim.

Risiko terbesar yang kita ketahui tentang SARS-CoV-2 dan Covid-19 adalah berada di sekitar orang lain.

Itulah mengapa jarak fisik sangat penting.

Baca Juga: Suka Styling tapi Ingin Rambut Tetap Sehat? Yuk Konsumsi 5 Makanan Ini Biar Mahkotamu Secantik Iklan Shampo!

Lebih lanjut, jika kita melihat kumpulan penyakit, Centers for Desease Control (CDC) merilis informasi tentang hal ini setiap beberapa hari dan ada laporan menarik tentang wabah di Chicago pada bulan Februari.

Hal tersebut itu adalah seorang yang tidak menunjukkan gejala tetapi pergi ke pemakaman dan memeluk sekelompok orang.

Maka cluster itu melambangkan apa yang mengarah ke penyebaran virus yang terjadi di komunitas, yaitu orang-orang berada di sekitar orang lain.

Masalahnya adalah, sains tidak mengatakan bahwa kamu harus menyemprotkan cairan sejenis disinfektan yang umumnya digunakan untuk membersihka toilet, dan kini digunakan pada bahan makanan.

Baca Juga: Drama Pelakor yang Penuh Adegan Panas, The World Of The Married Ungguli Itaewon Class! Jadi Drama Rating Tertinggi Kedua dalam Sejarah JTBC

Ketika berbelanja makanan, syitem takeout adalah yang terbaik

Pengiriman tanpa sentuhan dan memimalkan interkasi sangat membantu, karena masalah besar adalah berinteraksi dengan orang-orang.

Biologi virus benar-benar menunjukkan konsumsi tidak menjadi faktor bagi kita.

Jadi, mungkinkah virus itu menyerang makanan?

Baca Juga: Terdiri dari Selebritas Luar Biasa Terkenal, Wooga Squad Selalu Dipertanyakan Artinya, V BTS Jelaskan Makna di Balik Nama Gengnya

Jawabannya adalah “iya”.

Tetapi apakah kita cenderung tertular karena hal itu?

Jawabannya adalah “tidak”, karena semua faktor ini seputar biologi dan epidemiologi.

Bisakah seseorang secara tidak sengaja memasukkan virus ke dalam paket? “Iya”, tapi bisa mengurangi risiko itu dengan mencuci tangan.

Baca Juga: Kasus Corona Makin Memburuk, Donita Tiba-tiba Curhat Tak Kuasa Menahan Kerinduannya kepada Keluarga: Dulu Suka Ngeluh Sekarang Baru Sadar Namanya Bersyukur..

Bagaimana jika seorang pekerja pengantar batuk saat pengiriman makanan?

Salah satu hal yang akan penting adalah memastikan bahwa seorang pekerja makanan tidak melakukan hal itu sejak awal.

Dari sudut pandang sistem keamanan pangan, mengevaluasi kesehatan karyawan dan memiliki kebijakan kesehatan karyawan adalah sesuatu yang harus lakukan sepanjang waktu di industri makanan untuk alasan virus yang sudah ada sebelum Covid-19, yaitu E. Coli dan Salmonella yang patogen.

Industri makanan harus memastikan bahwa orang-orang yang datang untuk bekerja tidak sedang sakit, kemudian melakukan proses untuk memastikan bahwa mencuci tangan dan sanitasi.

Baca Juga: 3 Kali Kawin Cerai hingga Putuskan Mundur dari Dunia Hiburan, Ratu Lawak di Era 90-an Ini Pilih Fokus Urus Keluarga Bersama Suami Barunya

Ketika seseorang batuk pada makanan saya dan menempatkan virus di sana.

Ketika seseorang yang batuk dan menyebarkan virus, kemudian mengarah untuk menyebarkannya tanpa koneksi atrau kontak langsung, melainkan hanya melalui makanan.

Yang perlu kita ketahui adalah SARS-CoV-1 pada suhu yang lebih tinggi menjadi tidak aktif.

Dalam memasak unggas, memasak hingga 165 derajat, itulah yang akan mematikan virus.

Baca Juga: Kopi Dalgona ala Nagita Slavina, Cantik Banget!

Ini akan mengurangi risiko jika kamu memanaskan sisa makanan hingga 165 derajat.

Beberapa kesalahan umum yang dilakukan pekerja di industri makanan adalah:

- Mencuci tangan selama persiapan makan hampir tidak ada, dan tangan itu dapat memfasilitasi pergerakan patogen.

Semakin banyak orang yang mencuci tangan, walaupun jika itu tidak sempurna, maka ada pengurangan risiko

Baca Juga: Lama Tak Jumpa Gegara Wabah Corona, Nikita Mirzani Ungkap Kerinduannya pada Billy Syahputra: Jangan-Jangan Lagi Deket sama Cabe-Cabean yang Lain nih..

- Penggunaan termometer, memasak makanan sampai suhu tertentu adalah sesuatu yang umumnya kita lihat tidak dilakukan.

Orang-orang menjadi sangat percaya diri seperti, "Burger kalkun itu sudah matang," tanpa memeriksa suhunya.

Hal inilah banyak variabilitas yang dapat menyebabkan risiko.

- Pembersihan dan sanitasi, terutama seputar persiapan makanan.

Baca Juga: Insiden Kocak Lay Zhang Eks EXO saat Pesta Makan Malam Virtual Bareng Steve Aoki, sampai Bikin Agnez Mo Tertawa Geli

Penelitian mengatakan bahwa mereka mencuci unggas dan kemudian melihat bahwa bak cuci menjadi sangat terkontaminasi.

Orang-orang jelas sangat ketakutan sekarang

Apa kekhawatiran terbesarmu dalam hal keamanan makanan konsumen?

Sekitar 48 juta kasus penyakit bawaan makanan dalam setahun.

Baca Juga: Titi DJ Panik Stephanie Poetri Terjebak di Los Angeles Sendiran Selama Wabah Corona

Diantaranya 3.000 kematian dan 125.000 dirawat di rumah sakit.

Jika kita dapat sedikit mempengaruhi keamanan makanan dengan menambahkan untuk lebih banyak mencuci tangan dan menggunakan termometer, itu akan sangat mengurangi penyakit itu.

(*)