Find Us On Social Media :

Kisah Tragis Mobil Patroli Tertabrak Kereta Api Brantas hingga 2 Polisi dan 1 TNI Meninggal Dunia, Jasad Pelka Eka Budi Sempat Hilang hingga Ditemukan Mengapung di Sungai

By None, Rabu, 16 Desember 2020 | 19:24 WIB

Ilustrasi kecelakaan mobil. Kisah Tragis Mobil Patroli Tertabrak Kereta Api Brantas hingga 2 Polisi dan 1 TNI Meninggal Dunia, Jasad Pelka Eka Budi Sempat Hilang hingga Ditemukan Mengapung di Sungai

Grid.ID - Kecelakaan maut belum lama ini terjadi antara mobil patroli dengan kereta api Brantas, di wilayah Sragen, Jawa Tengah, pada (13/12/2020) malam.

Mobil patroli Polsek Kalijambe, Sragen yang tertabrak kereta api menewaskan dua orang polisi dan seorang TNI.

Namun, dalam insiden tersebut anggota TNI yang bernama Pelka Eka Budi sempat hilang usai kecelakaan nahas itu terjadi.

Tak seperti dua rekannya yang lain, jasad Pelda Eka Budi mulanya tak ditemukan di dalam mobil patroli itu.

Baca Juga: Gunung Api IlI Lewotolok di NTT Erupsi, Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas Salurkan Bantuan Kemanusiaan Bagi Para Korban

Suara benturan keras

Kapolres Sragen AKBP Yuswanto Ardi menjelaskan, kecelakaan terjadi ketika mobil patroli melewati perlintasan tanpa palang pintu.

"Tadi malam sekitar pukul 23.00 WIB, saat kendaraan patroli melintasi Dukuh Kalimacan, ada kereta dari arah utara yaitu Pasar Senen menuju Blitar dan akhirnya menabrak," kata Yuswanto.

"Pintu perlintasan memang tanpa palang dan tidak ada yang menjaga," lanjut dia.

Menurut seorang saksi di lokasi, Joko Cahyono, saat kecelakaan terjadi terdengar suara benturan amat keras.

Baca Juga: KG Media dan Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas Serahkan Donasi Sebesar Rp 264 Juta kepada Para Seniman di Yogyakarta dan Solo Sementara Kompas TV Berhasil Raih Penghargaan dari Youtube

Suara itu diperkirakan muncul sekitar pukul 22.45 WIB.

Joko mengatakan, rumahnya memang tak jauh dari posisi akhir mobil patroli setelah sempat terseret sejauh 100 meter dari lokasi tabrakan.

"Saya langsung keluar rumah setelah mendengar suara itu," kata Joko, seperti dilansir dari Tribun Solo.

Joko terkejut lantaran melihat sebuah mobil patroli terjepit di bagian gerbong nomor dua dari belakang.

"Jadi posisinya lokomotif, gerbong, gerbong lalu mobil polisi yang terjepit," kata dia.

Baca Juga: Ungguli 54 Negara, Tim Jurnalis dan Seniman Grafis Kompas.com Sukses Raih Penghargaan American Association for the Advancement of Science Pertama Kalinya untuk Indonesia

Benturan keras tersebut membuat mobil patroli dalam kondisi ringsek.

Tiga korban, satu jasad sempat hilang dari dalam mobil Rupanya ada tiga orang yang

berada di dalam mobil patroli tersebut. Mereka hendak melakukan patroli gabungan dengan melibatkan jajaran Kodm 0725/Sragen.

Mereka adalah dua orang polisi bernama Aipda Samsul Hadi dan Bripka Slamet Mulyono.

Sedangkan satu orang lagi adalah anggota TNI bernama Pelda Eka Budi.

Namun, menurut Joko, saat itu dia hanya melihat dua jasad dua orang di dalam mobil patroli itu.

Baca Juga: Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas Salurkan Bantuan untuk Pengungsi Merapi

"Pas saya lihat posisi dua orang polisi duduk di depan dan posisinya terjepit. Untuk anggota TNI sudah tidak ada di dalam mobil pas saya cek," tutur dia.

Jasad Pelda Eka Budi dicari 2 hari

Lantaran tak ditemukan di dalam mobil patroli yang tertabrak, tim gabungan melakukan pencarian terhadap jenazah Pelda Eka Budi.

Pencarian dilakukan sejak Senin (14/12/2020), melibatkan TNI, Polri, Basarnas dan BPBD.

Diduga, Pelda Eka terjatuh ke Sungai Cemara di sekitar lokasi tabrakan.

Pencarian sempat terkendala oleh kondisi medan yang cukup sulit.

Baca Juga: Tak Hanya Dunia Hiburan, Deddy Corbuzier Ternyata Sempat Cicipi Profesi Karyawan Kantoran: Gua Pernah Kerja di Kompas Loh!

Ditemukan mengapung

Setelah dicari selama dua hari, pada Selasa (15/12/2020), jenazah Pelda Eka akhirnya berhasil ditemukan.

Pelda Eka ditemukan dalam kondisi tak bernyawa dan mengapung di Kedung Cempluk Sungai Cemara, Kalijambe, Sragen.

Lokasi penemuan tersebut berjarak 1,3 kilometer dari tempat kejadian.

Koordinator lapangan Basarnas Pos Solo Tri Puji menjelaskan, dibutuhkan waktu sekitar setengah jam untuk mengevakuasi Pelda Eka Budi dari sungai.

Baca Juga: Webinar Manajemen Narasi Kebijakan Publik, Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas Ingatkan Untuk Jangan Lelah Memberi Masukan Terkait Narasi Kebijakan Publik

"Evakuasi jenazah berlangsung 20 menit. Proses evakuasi dibantu sama warga," tutur Tri Puji.

Setelah ditemukan, jenazah langsung dibawa ke rumah sakit. "Jenazah Pelda Eka langsung dibawa ke RSUD dr Soeratno Gemolong untuk proses autopsi," ujar dia.

Sosok panutan

Kepergian Pelda Eka Budi menyisakan duka mendalam bagi keluarga dan tetangga yang ditinggalkan.

Baca Juga: Kompas Gramedia Menerima Plakat Apresiasi dari Martha Tilaar Group

Salah satu warga Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Sragen Subur (56) merasa sangat kehilangan.

Sebab, sudah 15 tahun lebih ia mengenal Pelda Eka Budi. Di mata masyarakat sekitar tempat tinggal Pelda Eka Budi, ayah dari dua orang anak itu dikenal sebagai sosok panutan.

"Kalau terjadi apa-apa di sini, dia bisa menjadi orang yang menjembatani permasalahan. Dia termasuk sosok yang jadi panutan," tutur Subur, melansir Tribun Solo.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Kisah Pilu Pelda Eka Budi, Jasad Hilang dan Ditemukan di Sungai Usai Mobil Patroli Tertabrak Kereta Api (*)