Find Us On Social Media :

Ajak Perempuan Difabel Lampaui Batas dan Lebih Percaya Diri, Intip Kolaborasi Terbaru YUNA & CO

By Dianita Anggraeni, Selasa, 5 Januari 2021 | 14:14 WIB

Kolaborasi Terbaru YUNA & CO. Ajak perempuan difabel.

Baca Juga: Kepala Cedera Parah Hingga Nyawanya Tak Tertolong Lagi, Chacha Sherly Eks Trio Macan Meninggal Dunia

Gerakan LUD yang dimulai Laninka sejak Juli 2018, awalnya berupaya untuk mendorong kaum perempuan difabel tampil lebih percaya diri melalui make-up.

Bentuk gerakan ini berupa donasi kepada wanita difabel dengan mengumpulkan lipstick dari sumbangan sesama wanita di Indonesia.

Dalam waktu dua tahun, LUD telah berkembang menjadi sebuah komunitas inklusif yang menyatukan wanita difabel dan non-difabel untuk saling menyemangati, berbagai informasi, dan saling peduli satu sama lain.

Baca Juga: Kasus Penyalahgunaan Narkoba, Tio Pakusadewo Dituntut Jaksa 2 Tahun Hukuman Penjara

“Saya pribadi merasa ini merupakan sebuah gerakan yang luar biasa. Di Yuna & Co, misi kami adalah menghadirkan kebahagiaan dan rasa percaya diri dalam setiap momen kehidupan para wanita Indonesia melalui personal styling, dan LUD merupakan pengejawantahan dari misi tersebut,” ungkap Winzendy Tedja, Founder & CEO Yuna & Co.

Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2018, diperkirakan ada 14,2% penduduk Indonesia yang menyandang disabilitas - atau sekitar 30,38 juta jiwa.

Di seluruh dunia pun, WHO memperkirakan ada 1 milyar orang atau 15% dari total populasi global yang memiliki disabilitas.

Baca Juga: Ekspos Foto USG Meski Diguncang Isu Prahara Rumah Tangga, Nadya Mustika Banjir Dukungan, Netizen: Dia Adalah Wanita Kuat

Kaum difabel cenderung mendapatkan tantangan lebih besar untuk dapat berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan bermasyarakat.

Hal ini terjadi karena kekurangan akses, keterbatasan cara komunikasi, adanya diskriminasi, hingga stigma negatif yang terus melekat.

“Kami berharap kolaborasi bersama LUD bisa menyebarluaskan kesadaran dan kepedulian masyarakat tentang pentingnya kesetaraan akses untuk kaum difabel."

Baca Juga: Perjuangkan Harta Warisan Lina Jubaedah yang Disebutnya Dibawa Lari Putri Delina, Teddy Sampai Datangi Pengadilan Agama Bareng sang Kuasa Hukum: Mau Konsultasi Sama Ahlinya

"Sesuai asal usul katanya, difabel berasal dari kata differently-abled. Mereka memiliki potensi, kemampuan, dan kegigihan yang sama dengan semua perempuan dan manusia lain."

"Keterbatasan fisik tidak boleh menghalangi mereka untuk terus berkarya, mencintai diri sendiri, dan melampaui batas-batas yang ada,” tambah Winzendy.

(*)