Find Us On Social Media :

Ajak Perempuan Difabel Lampaui Batas dan Lebih Percaya Diri, Intip Kolaborasi Terbaru YUNA & CO

By Dianita Anggraeni, Selasa, 5 Januari 2021 | 14:14 WIB

Kolaborasi Terbaru YUNA & CO. Ajak perempuan difabel.

Grid.ID - Memiliki keterbatasan bukan berarti tidak bisa bergerak sedikitpun.

Kebutuhan fashion teman-teman difabel kerap kali kurang diperhatikan, untuk menemukan style terbaik mereka dalam berbusana, bukan hanya make-up, tetapi pakaian yang tepat juga mampu meningkatkan rasa percaya diri semua perempuan.

Mendorong para perempuan difabel Indonesia untuk mengeluarkan potensi terbaik mereka, melampaui batas-batas yang ada, serta menjalani hidup dengan percaya diri, menjadi tujuan Yuna & Co. membuat kolaborasi terbaru.

Baca Juga: Wulan Guritno Berani Tampil Seksi bak Gadis ABG dalam Balutan Hot Pants yang Super Ketat, Netizen Auto Gagal Fokus

Yuna & Co., platform personal styling pertama di Indonesia dengan teknologi machine-learning, hari ini mengumumkan kolaborasi terbaru dengan gerakan non-profit Lipstick untuk Difabel (LUD).

Sebagai bentuk dukungan terhadap LUD, Yuna & Co. memberikan jasa personal styling serta menyediakan fashion items untuk 6 orang model difabel pada sesi pemotretan terbaru LUD.

Yuna & Co. juga memproduksi konten tentang LUD yang akan dimuat dalam kanal digital perusahaan serta segenap media partnernya.

Baca Juga: Nasib Pernikahannya Masih Jadi Misteri Usai Dikabarkan Ditalak Tiga oleh Aa Gym, Teh Ninih Ternyata Sempat Curhat Soal Surga Dunia: Tinggal di Kontrakan tapi Penuh Kasih Sayang, Itu Indah

Kolaborasi ini didukung pula oleh brand-brand desainer lokal ternama di Indonesia, yang merupakan partner Yuna & Co., antara lain: Figure, Le Bijou, Clouwny, Senora, Elgra, Cloxvox, Ramune, Jauw Active, Bearnice, Square The Label dan Mava.

“Sebagai seorang perempuan difabel, saya melihat kebutuhan fashion teman-teman difabel kerap kali kurang diperhatikan, karena masih banyak yang beranggapan kalau kami tidak pantas untuk berpenampilan menarik."

Melihat visi dan misi Yuna & Co., saya merasa mereka dapat membantu teman-teman difabel untuk menemukan style terbaik mereka dalam berbusana, bukan hanya make-up, tetapi pakaian yang tepat juga mampu meningkatkan rasa percaya diri semua perempuan,” ujar Laninka Siamiyono, Founder Lipstick Untuk Difabel.

Baca Juga: Kepala Cedera Parah Hingga Nyawanya Tak Tertolong Lagi, Chacha Sherly Eks Trio Macan Meninggal Dunia

Gerakan LUD yang dimulai Laninka sejak Juli 2018, awalnya berupaya untuk mendorong kaum perempuan difabel tampil lebih percaya diri melalui make-up.

Bentuk gerakan ini berupa donasi kepada wanita difabel dengan mengumpulkan lipstick dari sumbangan sesama wanita di Indonesia.

Dalam waktu dua tahun, LUD telah berkembang menjadi sebuah komunitas inklusif yang menyatukan wanita difabel dan non-difabel untuk saling menyemangati, berbagai informasi, dan saling peduli satu sama lain.

Baca Juga: Kasus Penyalahgunaan Narkoba, Tio Pakusadewo Dituntut Jaksa 2 Tahun Hukuman Penjara

“Saya pribadi merasa ini merupakan sebuah gerakan yang luar biasa. Di Yuna & Co, misi kami adalah menghadirkan kebahagiaan dan rasa percaya diri dalam setiap momen kehidupan para wanita Indonesia melalui personal styling, dan LUD merupakan pengejawantahan dari misi tersebut,” ungkap Winzendy Tedja, Founder & CEO Yuna & Co.

Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2018, diperkirakan ada 14,2% penduduk Indonesia yang menyandang disabilitas - atau sekitar 30,38 juta jiwa.

Di seluruh dunia pun, WHO memperkirakan ada 1 milyar orang atau 15% dari total populasi global yang memiliki disabilitas.

Baca Juga: Ekspos Foto USG Meski Diguncang Isu Prahara Rumah Tangga, Nadya Mustika Banjir Dukungan, Netizen: Dia Adalah Wanita Kuat

Kaum difabel cenderung mendapatkan tantangan lebih besar untuk dapat berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan bermasyarakat.

Hal ini terjadi karena kekurangan akses, keterbatasan cara komunikasi, adanya diskriminasi, hingga stigma negatif yang terus melekat.

“Kami berharap kolaborasi bersama LUD bisa menyebarluaskan kesadaran dan kepedulian masyarakat tentang pentingnya kesetaraan akses untuk kaum difabel."

Baca Juga: Perjuangkan Harta Warisan Lina Jubaedah yang Disebutnya Dibawa Lari Putri Delina, Teddy Sampai Datangi Pengadilan Agama Bareng sang Kuasa Hukum: Mau Konsultasi Sama Ahlinya

"Sesuai asal usul katanya, difabel berasal dari kata differently-abled. Mereka memiliki potensi, kemampuan, dan kegigihan yang sama dengan semua perempuan dan manusia lain."

"Keterbatasan fisik tidak boleh menghalangi mereka untuk terus berkarya, mencintai diri sendiri, dan melampaui batas-batas yang ada,” tambah Winzendy.

(*)