Find Us On Social Media :

Kudeta Militer di Myanmar Diklaim Gegara Kecurangan Pemilu, Seluruh Pejabat Pemerintah Ditahan dan Jaringan Komunikasi Diputus, Sekjen PBB: Pukulan Serius

By Silmi Nur Aziza, Senin, 1 Februari 2021 | 13:46 WIB

Aung San Suu Kyi dan Jendral Min Aung Hlaing Myanmar

Juga setelah isolasi internasional yang dimulai pada tahun 1962.

Kudeta ini juga akan menjadi keruntuhan mengejutkan dari kekuasaan bagi Suu Kyi yang memimpin perjuangan demokrasi.

Well, meskipun ia bertahun-tahun menjalani tahanan rumah dan memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian atas usahanya.

Akan tetapi, rupanya tindakan militer Myanmar mendapat kecaman internasional.

Baca Juga: Usai Jalani Wajib Militer, D.O. EXO Sapa Penggemar dan Bocorkan Rencana Masa Depan, Bakal Main Film dan Rilis Lagu Baru Loh!

Menteri Luar Negeri AS yang baru, Anthony Blinken mengeluarkan pernyataan yang mengungkapkan kekhawatiran besar atas penahanan yang dilaporkan.

“Kami menyerukan kepada para pemimpin militer Burma untuk membebaskan semua pejabat pemerintah dan pemimpin masyarakat sipil dan menghormati keinginan rakyat Burma seperti yang diungkapkan dalam pemilihan demokratis,” tulisnya, menggunakan nama lama Myanmar.

"Amerika Serikat mendukung rakyat Burma dalam aspirasi mereka untuk demokrasi, kebebasan, perdamaian, dan pembangunan," imbuhnya.

Kantor sekretaris jenderal PBB juga di antara mereka yang mengeluarkan pernyataan yang mengutuk perkembangan tersebut sebagai "pukulan serius bagi reformasi demokrasi."

Baca Juga: Baru Mau Senang Donald Trump Lengser, Iran Dibuat Mencak-Mencak Usai Ahli Nuklirnya Tewas, Surati PBB dengan Kasar Sebut 'Teman Dekat' Amerika Ini Sebagai Pelakunya