Find Us On Social Media :

Balita Berusia 1,5 Tahun Korban Gempa Mamuju Meninggal Dunia, Diduga Akibat Kedinginan Saat di Lokasi Pengungsian

By Bella Ayu Kurnia Putri, Jumat, 5 Februari 2021 | 08:39 WIB

Ilustrasi Jenazah

Laporan Wartawan Grid.ID, Bella Ayu Kurnia Putri

Grid.ID - Bulan lalu Indonesia dilanda duka akibat gempa hebat yang terjadi di Sulawesi Barat.

Dikutip dari Tribun Timur, gempa tersebut terjadi pada (15/1/202), bahkan kantor Gubernur Sulbar yang berlamat di Kompleks Perkantoran Gubernur, Jl. Abdul Malik Pattana Endeng, Rangas, Kecamatan Simboro Dan Kepulauan, Kabupaten Mamuju pun ambruk akibat gempa itu.

Setelah beberapa waktu, kabar duka kembali datang dari Mamuju.

Kali ini, kabar duka itu berasal dari para pengungsi gempa Mamuju.

Baca Juga: Lahir dengan Operasi Caesar, Tangis Bayi Perempuan Memecah Kesunyian Malam di Pengungsian Korban Gempa Mamuju

Dilansir dari Kompas.com, seorang balita berusia 1,5 tahun dunia usai mengalami sakit dan kedinginan, Senin (25/1/2021) lalu.

Balita itu bernama Al Fauzi.

Paman Al Fauzi, Feriarso Mursari mengatakan bahwa Fauzi dan orang tuanya tinggal di Desa Tampalang, Kecamatan Tappalang, Mamuju.

Rumah mereka rusak akibat gempa besar pada (15/1/2021) lalu, sehingga mereka mengungsi di tenda darurat di lokasi yang lebih tinggi karena khawatir akan terjadi tsunami.

Baca Juga: Pulang dari Kalsel, Presiden Jokowi Bertolak ke Sulbar Guna Sambangi Lokasi Gempa di Majene dan Mamuju

“Saat musibah gempa mengungsi di Bukit Karatuang," kata Feriarso kepada Kompas.com, Kamis (4/2/2021), dikutip Grid.ID.

Feriarso mengatakan, keponakannya itu meninggal di RSUD Regional Sulbar setelah menjalani perawatan selama 2 hari.

Feriarso menambahkan bahwa pada saat awal mengungsi, keadaan Fauzi masih sehat.

Namun, setelah seminggu mengungsi, balita berusia 1,5 tahun itu mulai sakit-sakitan dengan gejala panas dingin, batuk-batuk hingga sesak.

Baca Juga: Seorang Bapak di Mamuju Korbankan Dirinya untuk Lindungi Keluarga dari Runtuhan Bangunan, Anak Sulungnya Tewas

Tak hanya itu, Fauzi juga terus merasa kedinginan.

Setelah itu, karena tak kunjung membaik, dari lokasi pengungsian Fauzi kemudian dirujuk ke RSUD Regional Sulbar yang ada di Mamuju.

“Saat di rumah sakit, hari pertama sempat membaik tapi hari kedua kembali drop sampai mengembuskan napas terakhir," kata paman Fauzi.

Direktur RSUD Regional Sulbar, dr. Indahwati Nursyamsi saat dikonfirmasi mengatakan, memang ada balita yang merupakan pengungsi gempa dari Kecamatan Tappalang yang dirawat di RSUD Regional Sulbar.

Baca Juga: Dunia Pendidikan Indonesia Ikut Terkena Imbas dari Pandemi Covid-19, Nadiem Makarim Terbitkan Surat Edaran Peniadaan UN, Ujian Kesetaraan, dan Ujian Sekolah

Namun dia masih mencari tahu penyebab bayi itu meninggal dunia.

Tetapi dr. Indahwati mengatakan, bahwa Fauzi mengalami hipotermia dari tempat pengungsiannya yaitu Tappalang.

“Kami masih mencari datanya. Hipoterminya dari Tappalang. Kalau di rumah sakit tidak mungkin kedinginan karena di sini alat lengkap," paparnya.

(*)