Find Us On Social Media :

Ramadhan 2021 Segera Tiba, Menteri Agama Keluarkan Surat Edaran Resmi hingga Panduan Beribadah di Bulan Puasa

By Novia, Selasa, 6 April 2021 | 14:45 WIB

Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas. Kementerian Agama (Kemenag) menerbitkan panduan ibadah Ramadhan dan Idul Fitri 1442 H/2021 M.

Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri A

Grid.ID - Sebagaimana yang kita ketahui, Ramadhan 2021 akan segera tiba.

Menjadi bulan yang dinantikan umat muslim, bulan Ramadhan 1442, akan berlangsung pada 13 April 2021 mendatang.

Namun, mengingat bulan Ramadhan 2021 masih diselimuti bencana non alam, pandemi covid-19, pemerintah kembali mengeluarkan berbagai imbauan.

Baca Juga: Gampang Banget, Inilah 5 Langkah Sederhana untuk Membuat Ayam Asam Manis yang Bisa Kamu Sajikan dalam Menu Buka Puasa di Bulan Suci Ramadhan 2021

Hal itu ditujukan, agar umat muslim dapat menjalankan ibadah puasa dengan aman dan nyaman.

Diwartakan dari Tribunnews.com, Selasa (6/4/2021), Kementerian Agama, telah menerbitkan panduan ibadah di bulan Ramadhan.

Melalui surat edaran resmi pemerintah Nomor 3 Tahun 2021, Menteri Yaqut Cholil Qoumas telah menandatangani surat edaran tersebut pada, Senin (5/4/2021).

Dijelaskan oleh Gus Yaqut, sapaan akrab Menteri Agama, panduan ini bertujuan untuk kemaslahatan ibadah selama bulan Ramadhan.

Baca Juga: Jelang Ramadhan 2021, Yuk Simak Tips Puasa di Tengah Pandemi Covid-19 yang Wajib Diketahui!

"Surat Edaran ini bertujuan untuk memberikan panduan beribadah yang sejalan dengan protokol kesehatan, sekaligus untuk mencegah, mengurangi penyebaran dan melindungi masyarakat dari risiko Covid-19," jelasnya.

"Surat Edaran ini melingkupi berbagai kegiatan ibadah yang disyariatkan dalam bulan Ramadhan dan dilakukan bersama-sama atau melibatkan banyak orang," imbuhnya.

Sebagaimana dirangkumkan, panduan ibadah dalam surat edaran pemerintah sebagai berikut.

1. Umat islam diwajibkan menjalankan ibadah puasa sesuai hukum syariat dan tata cara yang sudah di tentukan agama.

2. Pemerintah menganjurkan, selama bulan Ramadhan aktivitas sahur dan buka puasa lebih baik dilakukan di rumah bersama keluarga inti.

Baca Juga: Ramadhan 2021 Sebentar Lagi, Jangan Lupa Minum Air Kelapa saat Buka Puasa, Rasakan Perubahan Ini pada Tubuh

3. Kegiatan buka puasa di luar rumah diminta untuk mematuhi jumlah kehadiran paling banyak 50 persen dari kapasitas ruangan.

4. sementara itu, untuk aktivitas beribadah di masjid atau mushola, pengurus atau marbot masjid harus menerapkan beberapa hal diantaranya.

- Shalat fardhu, tarawih, tadarus dan i'tikaf dibatasi paling banyak 50 persen dari kapasitas ruangan.

Selain itu, pengunjung mushola diminta untuk terus menerapkan protokol kesehatan, seperti jaga jarak 1 meter antar jamaah dan membawa perlengkapan salat masing-masing.

Baca Juga: Ramadhan 2021: Berikut 3 Tips Menjalankan Ibadah Puasa untuk Ibu yang Masih Menyusui

- Pengajian, kuliah subuh, kultum atau ceramah diizinkan dengan durasi paling lama 15 menit.

- Peringatan Nuzulul Quran di Masjid diminta untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dan dihadiri dengan kapasitas maksimal 50 persen.

5. Pengurus mushola atau masjid diminta untuk rutin melakukan pembersihan dan penyemprotan disinfektan.

Selain itu, Marbot Masjid juga diminta untuk menyediakan tempat cuci tangan, menjamin jarak antar jamaah serta tidak menyediakan perlengkapan ibadah untuk digunakan secara umum.

Sementara itu, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy juga menegaskan bahwa shalat berjamaah di bulan Ramadhan diperbolehkan.

Hanya saja, Muhadjir Effendy meminta agar seluruh peraturan yang telah diedarkan pemerintah untuk dipenuhi.

Baca Juga: Ramadhan 2021 Tinggal Menghitung Hari! Berikut 5 Amalan yang Bisa Kamu Lakukan Menjelang Bulan Penuh Berkah

"Khusus untuk kegiatan ibadah selama Ramadhan dan yakni tarawih pada dasarnya diperkenankan atau diperbolehkan," ujar Muhadjir dikutip Kompas.com dari Youtube Sekretariat Presiden.

Selain itu, Muhadjir Effendy juga mengimbau agar tidak menerima jamaah asing atau yang belum diketahui sebelumnya.

"Di mana jemaahnya memang sudah dikenali satu sama lain, sehingga jemaah dari luar mohon supaya tidak diizinkan (mengikuti)," ujar Muhadjir.

(*)