Find Us On Social Media :

Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas Salurkan 100 Paket Bahan Kebutuhan Pokok kepada Komunitas Seniman Jegog di Jembrana Bali

By Grid, Sabtu, 3 Juli 2021 | 09:36 WIB

Bupati Jembrana Bali, I Nengah Tamba (kanan), bersama Ketua Forum Komunikasi Daerah (FKD) Kompas Gramedia Regional Bali, Anak Agung Gede Rai Sahadewa (kiri), dalam acara penyerahan donasi di rumah dinas Bupati Jembrana, Kamis (24/6/2021).

Grid.ID - Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) menyalurkan 100 paket berisi bahan kebutuhan pokok kepada seniman jegog di Kabupaten Jembrana, Bali, Kamis (24/6/2021).

Bupati Jembrana I Nengah Tamba menyerahkan bantuan dari pembaca Kompas ini secara simbolis kepada seniman jegog Jembrana di Rumah Dinas Bupati Jembrana.

Penyediaan dan penyaluran bantuan sebanyak 100 paket berisi kebutuhan pokok, antara lain beras, minyak goreng, gula pasir, dan tepung terigu, juga masker, turut dibantu oleh FKD Kompas Gramedia Regional Bali.

”Kami berterima kasih atas donasi dari pembaca Kompas,” kata Ketua Yayasan Seni Jegog Jembrana Ketut Suarda mewakili 100 seniman tradisional jegog menerima secara simbolis paket kebutuhan pokok di Rumah Dinas Bupati Jembrana.

”Dalam kondisi seperti ini (pandemi Covid-19), semuanya terdampak dan merasakan kesulitan karena kami sangat jarang bisa pentas, termasuk untuk mengisi acara dari pemerintah,” tambahnya.

Penyerahan paket donasi pembaca Kompas kepada kalangan seniman Bali mendapat sambutan hangat dan apresiasi positif dari Bupati Jembrana I Nengah Tamba.

Ia menyatakan paket bahan kebutuhan pokok kepada seniman tradisional di Kabupaten Jembrana, khususnya jegog, menjadi bentuk kepedulian terhadap pelaku kesenian khas Jembrana sekaligus wujud kebersamaan menghadapi situasi sulit di masa pandemi Covid-19.

”Saya merasa sangat senang dengan kontribusi ini. Luar biasa, Harian Kompas peduli dengan seka (kelompok) jegog di Jembrana,” ujar Tamba ketika menerima tim Yayasan DKK dengan koordinasi Forum Komunikasi Daerah (FKD) Kompas Gramedia Regional Bali.

Sebanyak 10 seniman jegog hadir di Rumah Dinas Bupati Jembrana sebagai perwakilan kelompok seniman jegog Jembrana.

Terkait distribusi paket bahan kebutuhan pokok yang bersumber dari donasi pembaca Kompas tersebut, Suarda menyatakan sudah mengoordinasikannya dengan para ketua seka jegog yang bernaung dalam Yayasan Seni Jegog Jembrana untuk dibagikan secara merata.

Jegog merupakan seni gamelan khas Jembrana, dengan instrumen terbuat dari bambu, terutama bambu petung.

Keberadaan Yayasan Seni Jegog Jembrana bertujuan mengangkat kesejahteraan seniman jegog di Jembrana, juga dalam upaya mempertahankan dan melestarikan seni khas Jembrana itu.

Seni tetabuhan jegog diperkirakan sudah berusia lebih dari seabad, bermula sebagai perayaan para petani ketika masa panen.

Perayaan kala panen dengan tetabuhan jegog itu juga berhubungan dengan tradisi makepung atau pacuan kerbau khas Jembrana.

Ketua FKD Kompas Gramedia Regional Bali Anak Agung Gede Rai Sahadewa mengungkapkan, selama pandemi Covid-19, Yayasan DKK sudah menyalurkan bantuan bagi kelompok yang terdampak pandemi Covid-19 sejak 2019.

Komunitas seniman termasuk kelompok masyarakat yang juga mengalami kesulitan di masa pandemi Covid-19.

Melengkapi keterangan tersebut, Ketua Bidang Sosial Kemasyarakatan FKD Kompas Gramedia Regional Bali I Wayan Sukra menyatakan, bantuan juga disiapkan bagi komunitas seniman di beberapa daerah lain di Bali, seperti di Kota Denpasar dan Kabupaten Gianyar.

Sekilas mengenai Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK)

Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) adalah lembaga filantrofi media yang didirikan oleh Jakob Oetama dan P.K Ojong (founders Kompas Gramedia).

DKK bertransformasi menjadi Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas sejak 2011.

Cikal bakal DKK dimulai pada 1966 ketika Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin, mengajak media massa memberikan sekaligus mengumpulkan dana dari masyarakat untuk membantu masyarakat miskin.

Pemicu lainnya adalah penggalangan dana melalui dompet pembaca Harian Kompas untuk membantu korban banjir di Solo tahun 1966.

Sejak 1982, DKK tidak hanya mengumpulkan dana tetapi juga terjun langsung menyalurkan dana kepada korban bencana letusan Gunung Galunggung, Tasikmalaya, Jawa Barat.

Kegiatan mengumpulkan dan menyalurkan dana pembaca secara langsung kepada korban bencana selanjutnya menjadi pola kerja standar DKK saat terjun ke berbagai peristiwa bencana yang meliputi bencana alam, bencana akibat konflik, dan bencana kemanusiaan.

Pengumpulan dan penyaluran dana terbesar dilakukan ketika terjadi bencana gempa dan tsunami di Aceh dan Sumatera pada 2004-2005.

Selain terjun ke lokasi-lokasi bencana, DKK juga aktif menyalurkan dana bantuan pembaca untuk menanggulangi masalah kemiskinan, kesehatan, dan pendidikan.

Program-program besarnya antara lain operasi katarak untuk 10 ribu warga tidak mampu, pembangunan sarana fisik pendidikan, pembangunan fasilitas sanitasi dan sebagainya.

Awalnya, penggalangan dana DKK melalui Dompet Kemanusiaan Kompas yang berada di bawah naungan Harian Kompas.

Para relawannya meliputi wartawan dan karyawan Harian Kompas dari berbagai divisi.

Pada perkembangan selanjutnya, penggalangan dana juga dilakukan oleh unit usaha lain di bawah Kompas Gramedia seperti KompasTV, penerbit Gramedia Pustaka Utama, dan Universitas Multimedia Nusantara.

Para relawannya kini tidak hanya sebatas karyawan Harian Kompas tetapi juga karyawan-karyawan dari berbagai unit usaha Kompas Gramedia yang tergabung dalam Forum Komunikasi Daerah (FKD). 

Alamat Yayasan DKK - Gedung Kompas Gramedia, Unit 2 Lantai 3, Jl. Palmerah Selatan No. 22-28, Jakarta 10270. Telp. 021-5364415. (*)