Find Us On Social Media :

Demi Warisi Ilmu Sakti Usai Dengar Bisikan Gaib, Pria Ini Nekat Telanjangi, Hisap Air Liur Hingga Bunuh 42 Wanita di Ladang Tebu, Begini Kisah Mengerikannya

By None, Kamis, 30 Desember 2021 | 06:25 WIB

Begini kisah pria yang tega bunuh 42 wanita demi ilmu saktinya.

Dari dalam karung Suradji kemudian mengeluarkan sekop dan peranti lainnya. Dia membuat sebuah lubang galian kecil. Katanya, untuk ritual yang sempurna, Yanti mesti dikubur di lubang sampai sebatas leher. Istilahnya, Yanti diminta melakukan tapa pendem (bertapa dengan mengubur diri).

Nah, di sinilah Yanti mulai curiga. Namun Suradji bisa meyakinkannya kembali.

Hingga pada suatu momen, tiba-tiba Suradji membekap kencang Yanti. Secara reflek Yanti melawan karena mengira akan diperkosa. Suradji berhasil didorongnya hingga terjungkal ke lubang galian.

Begitu tubuhnya bebas, Yanti memakai pakaian sekadarnya dan melarikan diri. Malam itu Yanti pulang dengan tubuh perih karena gesekan batang-batang tebu, dengan pakaian sekadarnya.

Meski begitu, Yanti tidak menceritakan kasus ini kepada siapa pun. Sebab bercerita tentang hal ini sama artinya membuka aibnya sendiri.

Mayat wanita telanjang

Suatu sore pada 27 April 1997 Dusun Aman Damai dilanda kehebohan. Seorang pemuda menemukan sesosok mayat wanita tanpa busana di ladang tebu.

Baca Juga: 24 Hari Simpan Mayat Mantan Istri yang Dibunuhnya, Begini Akal Busuk Pria di Aceh untuk Tutupi Bau Menyengat dari Jenazah, Sempat Sembunyikan di Kolong Tempat Tidur

Warga pun berbondong-bondong untuk membongkarnya. Suasana bertambah panas ketika muncul kabar seorang warga yang bernama Sri Kemala Dewi (21) sudah menghilang selama tiga hari. Mereka takut mayat yang ditemukan tersebut adalah Dewi.

Ternyata mayat tersebut benar-benar milik Dewi. Aparat kepolisian dari Mapolsek Sunggal bertindak cepat. Setelah diselidiki, sebelum menghilang Dewi dikabarkan sempat bertengkar dengan suaminya, Tumin. Bahkan mereka telah pisah ranjang.

Orangtua Dewi pun meyakini Tumin-lah pelaku pembunuhan tersebut. Untuk keperluan penyelidikan, maka suami Dewi ditahan.

Pakaian yang membuka tabir

Pihak kepolisian tidak mau terburu nafsu menetapkan Tumin sebagai tersangka. Apalagi berdasarkan penyelidikan lanjutan, beberapa tahun sebelumnya juga pernah ditemukan mayat wanita di ladang tebu. Kasus tersebut terpaksa dihentikan karena kekurangan bukti.

Hingga pada suatu kesempatan, polisi menemukan secercah bukti baru. Seorang warga kampung yang bernama Andreas, pada hari menghilangnya Dewi, mengaku pernah mengantarkannya ke rumah Suradji untuk berkonsultasi.

Polisi menindaklanjuti laporan tersebut. Mereka mendatangi rumah Suradji. Pria yang akrab dipanggil Datuk itu pun mengakui, Dewi memang pernah datang ke rumahnya. Namun selepas magrib, Dewi pulang ke rumahnya sendiri.

Baca Juga: Sadis! Bunuh Bocah 6 Tahun dan Simpan Jasad Korban di Lemari, Terungkap Catatan Maut Milik Remaja SMP Ini, Ada Sketsa Mengerikan yang Bikin Bulu Kuduk Merinding

Penyelidikan terpaksa dihentikan karena tak cukup bukti. Polisi tak menyerah. Mereka mendalami sejumlah laporan orang hilang dalam beberapa tahun terakhir. Ternyata, dari sekian banyak orang yang dilaporkan hilang terdapat satu benang merah. Kebanyakan dari mereka merupakan pasien Suradji.

Atas dasar informasi tambahan itu, polisi lalu menggeledah rumah sang dukun. Di sana ditemukan sejumlah pakaian dan perhiasan wanita, salah satunya milik Dewi. Suradji beserta ketiga istrinya pun ditangkap.

Pengakuan Suradji

Lewat proses interogasi yang panjang akhirnya muncul pengakuan dari mulut Suradji. Dia mengaku membunuh Dewi. Polisi tidak berhenti di situ. Suradji didesak terus. Jika semula hanya mengaku membunuh Dewi, Suradji mengaku telah membunuh 16 wanita, hingga kemudian mengaku lagi menjadi 42 wanita.

Para penyelidik terperangah. Mereka bertanya untuk apa membunuh wanita sebanyak itu. Di hadapan penyelidik Suradji bercerita bahwa perbuatan itu dilakoninya demi mendapatkan ilmu sakti.

Bisikan gaib yang diterimanya lewat mimpi memerintahkannya untuk membunuh 72 wanita plus menghirup air liurnya. Pembunuhan berantai ini dilakukan dari 1986 hingga 1997.

Apakah hanya itu latar belakangnya, masih menjadi misteri. Yang jelas, selain membunuh, Suradji juga mengambil barang-barang berharga milik korban.

Baca Juga: Gagal Move On hingga Terbakar Api Cemburu, Pria Ini Nekat Tusuk Dada Kekasih Mantan Istrinya hingga Korban Tewas, Pelaku Jalani Hukuman Ini

Dalam melakukan aksi biadabnya itu Suradji dibantu oleh istrinya. Namun tidak semua istri ikut membantu. Hanya istri tertua saja yang turut serta yakni Tumini.

Berdasarkan pengakuan itu, dua istri Suradji yakni Tuminah dan Ngatiyah diperbolehkan pulang. Sementara Tumini mengikuti jejak suaminya, mendekam di tahanan.

Membantah tuduhan