Find Us On Social Media :

Pasukan Buzzer: Siapa Pun Bisa Menjadi Siapa Pun di Internet

By Grid, Minggu, 30 Januari 2022 | 13:15 WIB

Pasukan Buzzer karya Chang Kang-Myoung.

Penokohan tiap karakter yang muncul terasa hanya sebatas pemukaan.

Pembaca tidak belajar banyak tentang sosok Sam-goong, Chatatkat, dan 01810, selain bahwa ketiganya terbilang cukup kikuk di kehidupan nyata dan mudah terbuai perhatian perempuan.

Pembaca yang lebih peduli pada keutuhan karakter dibandingkan kompleksitas plot (seperti saya, misalnya) bisa jadi akan merasa kecewa.

Sebagai kompensasi tipisnya karakterisasi tokoh, Pasukan Buzzer penuh sesak dengan referensi kasus-kasus, gosip, dan isu sosial di Korea Selatan. Mulai dari rapper hingga pemilihan presiden.

Chang Kang-Myoung benar-benar tidak menahan diri dalam mengerahkan berbagai pengetahuan dan referensi yang dia peroleh selama berkarir sebelas tahun sebagai reporter.

Jujur, ada beberapa momen di mana saya merasa semua informasi yang dilemparkan ini bikin jengah. Begah. Eneg.

Seakan-akan saya sedang duduk bersama seorang laki-laki yang sibuk berceloteh seorang diri, menjabarkan betapa luas wawasannya tanpa sedikit pun berhenti untuk memperhatikan apakah lawan bicaranya menunjukkan minat pada apa yang dia bicarakan.

Tidak mengambil jeda untuk peduli apakah lawan bicaranya punya opini untuk disampaikan.

Asumsi awal saya yang menduga novel ini menganggap serius dirinya sendiri sepertinya tidak bisa dibilang meleset.

Meski begitu, Pasukan Buzzer bukan novel yang buruk. Saya tidak bisa berbahasa Korea, sehingga tidak mungkin memberikan penilaian terhadap cara penuturan kisah ini dalam bahasa aslinya.

Tetapi terjemahan bahasa Indonesia dari tangan Iingliana terasa mulus dan mengalir. Enak banget.

Catatan kaki yang nongol di sana-sini, menjelaskan berbagai referensi kasus maupun istilah-istilah khas budaya Korea Selatan juga sangat membantu pemahaman pembaca.