Grid.ID - Mimpi dan cita-cita anak selayaknya mengalir lepas seperti sungai.
Seribu sungai tetaplah tersatukan gelombang besar yang membawa mimpi itu mewujud.
Sayang, keinginan mereka tidak selalu sejalan dengan harapan mereka.
Ya, kisah tersebut menjadi jalan cerita dari Film Jendela Seribu Sungai (JSS).
Baca Juga: Kunci Jawaban Materi Kelas 3 SD, Kenapa Nyamuk Menyedot Darah dan Berdengung di Dekat Telinga?
Film Jendela Seribu Sungai (JSS) merupakan karya adaptasi dari novel berjudul sama, Jendela Seribu Sungai, karya Miranda dan Avesina Soebli.
Novel JSS diterbitkan oleh Grasindo (Kelompok Kompas Gramedia) pada 2018 dan mengalami proses cetak ulang.
“Novel Jendela Seribu Sungai punya kelebihan yang amat langka. Miranda dan Avesina berhasil mempertemukan kultur sungai masyarakat Banjar dengan kultur pegunungan masyarakat Dayak di lembah Meratus.” (Putu Fajar Arcana, Editor Seni dan Budaya Harian Kompas Minggu Jakarta).
Novel Jendela Seribu Sungai sangat menarik, unik, dramatik.
Cerita drama keluarga, kisah tentang cita-cita anak, kuatnya tekad, persahabatan dan petualangan yang sesungguhnya merupakan cerita sangat universal.
Baca Juga: Menyandang Dua Gelar Doktor, Oki Setiana Dewi Berencana Jadi Dosen: Di Tahun Ini Saya Rasa
Tiga anak yaitu Bunga (Sheryl Drisanna), Arian (Sheryl Drisanna), Kejora (Halisa Naura), disatukan di sekolah dengan guru, Bu Sheila (Agla Arta Lidia) yang sangat memahami mimpi dan harapan mereka.
Namun hadirnya kekuatan budaya, filosofi sungai, latar cerita kota Banjarmasin menjadikan Jendela Seribu Sungai sangat berbeda.
Cerita anak-anak Banjarmasin ini sangat khas dan penuh warna.
Mewujudkan produksi film Jendela Seribu Sungai memiliki tantangan tersendiri.
Butuh empat tahun proses riset, pengembangan cerita hingga memutuskan memproduksinya menjadi karya film.
Radepa Studio melihat bahwa cerita film ini sangat inspiratif dan memotivasi.
Pun begitu banyak banyak bagian cerita film yang sangat menghibur.
Dukungan Pemko Banjarmasin semakin menguatkan tekad bahwa film Jendela Seribu Sungai harus menjadi produk kreatif yang mampu mengangkat budaya serta potensi yang dimiliki Banjarmasin.
Baca Juga: Kaesang Prewedding di Stadion Manahan, Wali Kota Solo Tagih Langsung Uang Sewa
Media film (audio-visual) menjadi pembawa pesan paling efektif dan sangat mudah mempengaruhi penonton bila cerita Jendela mengena di hati mereka.
Radepa Studio memulai produksi film Jendela Seribu Sungai sejak awal November 2022.
Kurang lebih 21 hari shooting dibutuhkan untuk menyelesaikan produksi film yang didukung tenaga kreatif Banjarmasin.
Empat puluh persen tim produksi melibatkan pekerja kreatif perfilman Banjarmasin.
Baca Juga: Resep Tahu Jeletot Ala Rachel Vennya, Gampang Dibuat dan Enak Dimakan Saat Hujan!
Keterlibatan pemain asal Banjarmasin seperti Olla Ramlan, Halisa Naura, Bopak Costello, dan Elma Istiana.
Band Radja dengan lagu baru mereka berjudul Ada Jalan menjadi pengisi original sountrack film Jendela Seribu Sungai.
Termasuk Ian Kasela yang berperan sebagai dirinya (cameo) di film ini.
Banjarmasin menjadi istimewa juga karena memiliki lokasi-lokasi shooting yang eksotik dan ikonik.
Mulai dari sungainya yang meliuk-berliku dan terus direvitalisasi sebagai destinasi wisata, beragam kuliner, serta keunikan dan keindahan alamnya yang bakal hadir dengan visual menawan di layar bioskop serta kanal multi-platform, seperti kanal streaming dan media lain.
(*)