Kala itu, Avan menyadari bahwa tak semua orangtua siswa memiliki kemampuan ekonomi yang baik untuk menyediakan fasilitas belajar online dari rumah.
Awalnya, ia berpikir, situasi ini tak akan berlangsung lama. "Ternyata diperpanjang, diperpanjang.
Terus gimana dengan tugas itu? Gimana dengan mereka? Karena teman-teman (guru) yang lain, rata-rata yang mengajar di kota itu bisa berkomunikasi melalui gadget, bisa melalui video conference, dan lain-lain," ujar Avan.
Kondisi ini akhirnya membuat Avan harus melakukan kegiatan mengajar keliling dari satu rumah siswa ke rumah siswa lainnya.
Ia ingin memastikan bahwa anak-anak didiknya tetap menerima pelajaran baik akademik maupun non-akademik, meskipun mereka tidak pergi ke sekolah.
Meski bertanggung jawab mengampu siswa kelas VI, Avan juga keliling mengajar siswa kelas IV dan V karena rumah para siswa ini berdekatan, paling jauh berjarak 1,5 kilometer.
Baca Juga: Corona Bikin Kamu Jadi LDR Sama Doi? Tenang! Grid Punya 5 Tips Ampuh untuk Tetap Ketemu!
Dengan menggunakan sepeda motor dan dana pribadinya, Avan berangkat dari kediamannya di Dusun Toros, Desa Babbalan, Kecamatan Batuan, menempuh jarak sekitar 20 km untuk menjangkau rumah siswanya.
Ia memulai kegiatan ini sejak 3 pekan yang lalu, pagi hingga siang hari, 3 kali dalam satu minggu.
"Saya (guru) kelas VI, cuma ketika ke (rumah) siswa itu kadang siswa-siswa yang terdekat, baik kelas V, kelas IV, kelas lain, saya datangi juga, karena siswa saya juga sedikit di sekolah.
Makanya, saya juga datangi yang lain-lain biar sama-sama ikut belajar," jelas Avan.
Source | : | facebook,Kompas.com |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Nurul Nareswari |