"Ketuban saya sudah pecah, darah saya sudah banyak yang keluar dari rumah," jelas Arianti.
"Tapi saya tidak ditangani, kata petugas saya harus rapid test dulu, tapi di RSAD tidak ada fasilitas rapid test, saya diminta ke puskesmas untuk rapid test," imbuhnya.
Meski telah mengatakan kondisi bahwa ketubannya pecah, petugas tetap meminta Arianti melakukan rapid test terlebih dahulu.
"Saya juga lapor kalau ketuban saya pecah dan ada banyak darah," ujar dia. Mereka bilang tidak ada fasilitas rapid test (di tempat tersebut)," ujarnya.
"Tapi tidak menyarankan saya rapid test di laboratorium karena akan lama keluar hasilnya," lanjut Arianti.
Baca Juga: Tak Terima Gadis Incarannya Dibonceng Orang Lain, Pria di Sumsel Nekat Habisi OB Secara Sadis!
Meskipun sempat memohon untuk di tangani, namun pihak rumah sakit tetap menolak dan melakukan rapid test.
"Mereka meminta saya ke puskesmas terdekat dengan tempat tinggal saya."
"Padahal saya sudah memohon agar dilihat kondisi kandungan saya, bukaan berapa menuju proses kelahiran, mereka tidak mau, katanya harus ada hasil rapid test dulu," tutur Arianti.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Nesiana Yuko Argina |