Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Penggebuk drum Superman Is Dead, I Gede Ari Astina beberapa waktu terakhir tengah menghebohkan publik.
Sebelum ditahan karena kasus pencemaran nama baik, Jerinx SID diketahui tengah memperjuangkan pengorbanan ibu-ibu yang kehilangan bayi akibat prosedur rapid test.
Melansir informasi dari Tribunseleb.com, hal ini sempat diutarakan Jerinx sebelum ia diamankan di balik jeruji besi.
Pria bertato itu mengaku tak mengapa jika harus mendekam di balik jeruji besi.
Namun, Jerinx sempat berpesan agar tidak ada lagi ibu-ibu yang menangis lantaran kehilangan anak akibat rapid test.
"Semoga tidak ada lagi ibu-ibu yang kehilangan calon anaknya karena prosedur rapid test."
"Saya sekarang di sel tidak apa, yang penting tidak ada lagi ibu-ibu yang kehilangan anaknya," ujar Jerinx saat di wawancara sebelum masuk ke sel tahanan.
Kuasa hukum Jerinx, Wayan Gendo Suardana juga menegaskan bahwa ujaran yang disuarakan suami Nora Alexandra merupakan wujud dari kecintaan terhadap Tanah Air.
"Apa yang dilakukan adalah bentuk kecintaan dia terhadap bangsa ini. Dia ingin rakyat mendapat keadilan," kata Gendo.
Ia juga menegaskan, teriakan Jerinx selama ini tidak ada kepentingan politik dan lain sebagainya.
Ya, perjuangan Jerinx untuk ibu-ibu yang kehilangan buah hati akibat rapid test rupanya bukan isapan jempol belaka.
Melansir informasi dari Kompas.com pada Jumat (21/8/2020), seorang ibu bernama Gusti Ayu Arianti (23) tak kuasa membendung tangis setelah kehilangan sang buah hati.
Mengetahui anak yang hendak dilahirkan justru meninggal dunia, Arianti mengaku sangat sedih dan kecewa.
Sebab, selain menanti kehadiran buah hati, Arianti mengaku telah menyiapkan nama untuk calon buah hatinya itu.
Namun sayang, harapan dan penantian itu harus pupus lantaran, warga Kota Mataram itu terlambat mendapat pertolongan.
Arianti kini harus kehilangan buah hatinya lantaran tidak segera ditangani, namun diminta melakukan prosedur rapid test terlebih dahulu.
"Ketuban saya sudah pecah, darah saya sudah banyak yang keluar dari rumah," jelas Arianti.
"Tapi saya tidak ditangani, kata petugas saya harus rapid test dulu, tapi di RSAD tidak ada fasilitas rapid test, saya diminta ke puskesmas untuk rapid test," imbuhnya.
Meski telah mengatakan kondisi bahwa ketubannya pecah, petugas tetap meminta Arianti melakukan rapid test terlebih dahulu.
"Saya juga lapor kalau ketuban saya pecah dan ada banyak darah," ujar dia. Mereka bilang tidak ada fasilitas rapid test (di tempat tersebut)," ujarnya.
"Tapi tidak menyarankan saya rapid test di laboratorium karena akan lama keluar hasilnya," lanjut Arianti.
Baca Juga: Tak Terima Gadis Incarannya Dibonceng Orang Lain, Pria di Sumsel Nekat Habisi OB Secara Sadis!
Meskipun sempat memohon untuk di tangani, namun pihak rumah sakit tetap menolak dan melakukan rapid test.
"Mereka meminta saya ke puskesmas terdekat dengan tempat tinggal saya."
"Padahal saya sudah memohon agar dilihat kondisi kandungan saya, bukaan berapa menuju proses kelahiran, mereka tidak mau, katanya harus ada hasil rapid test dulu," tutur Arianti.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Nesiana Yuko Argina |