"Sampai kemudian saya memberanikan diri keluar dr villa itu.
Dengan kondisi yg sangat gelap, kanan kiri hanya pohon pohon besar, melewati jembatan yg arus sungainya deras, sembari menangis saya susuri jalanan.
Saya kembali datangi Pusdiklat.
Sesampainya di Pusdiklat, saya diberi tau kalo suami saya sudah pergi meninggalkan pusdiklat sejak sore."
Ia pun langsung menangis histeris hingga ingin mengakhiri hidup.
Beruntung ia mendapatkan pertolongan dari teman-teman kantor suaminya.
Wanita tersebut juga diberi tempat menginap di Pusdiklat.
"Seketika tangis saya pecah dan histeris, saya merasa tidak berharga, saya merasa sakit luar biasa.
Saya meraung raung menangis hingga ingin menabrakkan diri saya ke jalan raya
Semuanya terlihat gelap, bahkan saya sudah tidak ingat lagi dg bayi saya.
Saya hanya meraung meronta menangis histeris. Yang terpikir oleh saya hanya MATI.
Source | : | Tribunstyle.com |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Ayu Wulansari K |