Find Us On Social Media :

Sejarah Bulgogi, Kuliner Khas Korea Selatan yang Diburu K-Poper

By Andika Thaselia, Selasa, 17 April 2018 | 14:54 WIB

Cikal bakal bulgogi adalah maekjeok, disajikan mirip dengan sate daging.

Laporan Wartawan Grid.ID, Andika Thaselia Prahastiwi
 
Grid.ID - Seiring dengan makin populernya budaya Korea Selatan di dunia, kuliner Korea pun turut menjadi buruan para K-Poper, sebutan bagi para penggemarnya.
 
Pertama, mereka memburu kimchi, fermentasi sawi yang bercitarasa pedas dan asam yang paling pertama mencuri perhatian para K-Poper.
 
Selanjutnya ada bibimbap, nasi campur khas Korea yang serba komplet dengan komposisi nasi, sayur, telur, dan terkadang irisan daging.
 
Lalu ada juga bulgogi yang sekarang ini tengah naik daun.
 
Yuk Masak Chicken Bulgogi, Makanan Khas Korea Selatan yang Rasanya Selangit
 
Bukan cuma di Indonesia, kepopuleran bulgogi hampir dirasakan di negara-negara yang punya banyak penggemar idol Korea seperti di Amerika Serikat.
 
Boomingnya bulgogi dikarenakan rasanya yang lebih mudah diterima oleh lidah masyarakat dunia.
 
Hal ini dikarenakan bulgogi adalah kuliner berjenis barbecue.
 
Lantas, bagaimana sejarahnya hingga bulgogi menjadi kuliner khas Korea Selatan yang paling populer di mancanegara?
 
Peter Serpico, seorang chef hidangan kontemporer di Amerika Serikat berbagi kepada Smithsonian mengenai bulgogi dan bagaimana sejarahnya.
 
Peter Serpico lahir di Seoul, Korea Selatan, dan berbekal pengetahuannya ia membuka sebuah restoran Korea di negara bagian Philadephia, Amerika Serikat.
 
 
Bulgogi ini termasuk dalam salah satu hidangan klasik Korea Selatan yang biasa dihidangkan di rumah.
 
Hidangan ini berbentuk irisan-irisan daging sapi yang sebelumnya telah direndam dengan bumbu-bumbu seperti bawang putih, kecap asin, dan minyak wijen.
 
Bulgogi bermula sejak masa Dinasti Goguryeo, sekitar tahun 37 SM sampai 668 M.
 
Cikal bakal bulgogi adalah maekjeok, disajikan mirip dengan sate daging.

Berbeda dengan bulgogi yang umumnya berbahan daging sapi, maekjeok lebih banyak dibuat dengan bahan daging babi.
 
Maekjeok kemudian berevolusi menjadi seoryamyeok, daging sapi yang direndam dalam kaldu dingin.
 
Seoryamyeok juga disajikan dengan kuah yang berbahan mirip dengan bumbu rendamannya.
 
Di awal abad ke-20, muncul lagi evolusi dari seoryamyeok, yaitu neobiani.
 
Foto 2
 
Neobiani tergolong makanan yang mewah pada waktu itu karena sering dikonsumsi oleh para ningrat di Korea.
 
Neobiani memiliki bentuk yang sangat mirip dengan bulgogi.
 

 
Sejarah mengenai mengapa neobiani berubah menjadi bulgogi sebenarnya agak rumit.
 
Hal ini terkait dengan latar belakang penjajahan Jepang dan perjuangan kemerdekaan Korea Selatan.
 
Singkatnya, pada 1920an, daging sapi menjadi salah satu makanan yang populer dan banyak tersebar di dunia.
 
Di Korea Selatan, akibat pendudukan Jepang, harga daging sapi menjadi mahal dan stoknya pun terbatas.
 
Masyarakat Korea kemudian membuat olahan bulgogi dengan dua jenis yang berbeda.
 
Satu dihidangkan mirip dengan seoryamyeok dan satunya lagi seperti yang kita kenal sekarang ini.
 
Daging Sapi Lada Hitam, Wajib Dicoba! Bikin Kamu Nagih Tak Tertolong deh!
 
Pada tahun 1990-an, harga daging sapi sudah kembali normal di Korea Selatan dan bulgogi menjadi salah satu hidangan yang langsung populer.
 
Kepopuleran bulgogi di Amerika Serikat sebenarnya sudah jauh ada sebelum demam Korea alias Hallyu Wave.
 
Bulgogi turut dibawa para imigran Korea Selatan yang datang ke Amerika Serikat.
 
Karena penyajiannya mirip dengan barbecue, bulgogi jadi mudah diterima di Amerika Serikat.
 
Di Indonesia, demam bulgogi sebenarnya berawal dari mulai maraknya penggemar drama Korea yang ingin menjajal sensasi hidangan khas negara idola mereka. (*)