Find Us On Social Media :

Bagaimana Memilih Celana Dalam Agar Miss V Tetap Sehat? Ini Penjelasan Ahli

By Devi Agustiana, Minggu, 17 Januari 2021 | 14:00 WIB

Tak banyak wanita tahu, faktanya jenis dan bahan pakaian dalam juga memengaruhi kesehatan vagina.

Laporan Wartawan Grid.ID, Devi AgustianaGrid.ID – Ketika berbelanja pakaian dalam, maka kamu akan dihadapkan dengan beragam pilihan.Ada banyak model dan bahan seperti katun, renda, hingga nilon.Tetapi apakah apakah ada jenis pakaian dalam paling sehat untuk vagina?

Baca Juga: Berhenti Minum Susu Justru Bermanfaat untuk Kesehatan, Satu di Antaranya Kulit Jadi Lebih BersihDilansir Grid.ID dari laman Thehealthy.com, hal ini dijelaskan oleh Kim Langdon, MD, pensiunan OB-GYN di Grove City, Ohio.Dr. Langdon menekankan bahwa memahami lebih dalam tentang pakaian dalam, dapat membantu memilih mana yang terbaik dan paling sehat.Tapi sebelumnya, kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa manfaat pakaian dalam, khususnya celana dalam bagi wanita.Dr Langdon menjelaskan, celana dalam dapat membantu melindungi pakaian dari keputihan dan darah menstruasi.

Baca Juga: Kesalahan Diet Justru Bikin Depresi Makin Parah, Simak Penjelasan Ahli!Vulva bisa sensitif terhadap lecet dan iritasi kulit lainnya, sehingga ini bisa melindunginya juga.Oleh karena itu, pakaian dalam dapat berfungsi sebagai pembatas antara vulva dan pakaian (terutama pakaian ketat) yang dapat menyebabkan iritasi.

Kemudian, celana dalam wanita harus terbuat dari bahan apa?Tidak semua pakaian dalam dibuat sama.Ada jenis pakaian dalam yang justru bisa menyebabkan iritasi pada vagina.Bahan katun dan serat alamiSerat alami, seperti katun, adalah salah satu kain pakaian dalam terbaik.

Baca Juga: 4 Manfaat Minum Air Lemon Selama Musim Hujan, Mencegah Flu hingga Menyehatkan PencernaanHal ini karena lembut di kulit dan nyaman."Wanita bisa memakai berbagai pakaian dalam dan tetap menjaga kesehatan vagina," kata Cynthia Wesley, MD, seorang OB-GYN di Charlotte, North Carolina.Dr. Wesley lebih suka kain yang menyentuh vulva dibuat dari kapas.Itu dapat diserap dan memungkinkan adanya ventilasi.

Baca Juga: 8 Tips Menjaga Miss V Agar Sehat dan Jauh dari Bakteri, Wajib Paham!Kain sintetisPara ahli biasanya merekomendasikan kehati-hatian saat menggunakan pakaian dalam yang terbuat dari bahan sintetis seperti nilon, spandeks, dan poliester (terutama jika berada di lapisan selangkangan).Sebuah studi tahun 2003 yang diterbitkan dalam European Journal of Obstetrics & Gynecology and Reproductive Biology, menunjukkan bahwa pakaian dalam yang terbuat dari kain sintetis dikaitkan dengan risiko infeksi jamur yang lebih tinggi.

Mereka juga menemukan faktor lain, seperti douching vagina, terkait dengan risiko infeksi jamur.Namun, tidak semua ahli setuju dengan temuan tersebut."Penelitian lebih baru yang saya yakini memiliki kualitas lebih tinggi menunjukkan tidak ada hubungan antara pakaian dalam dan infeksi jamur. Pakaian dalam tidak dapat mengubah pH vagina," kata Jen Gunter, MD, seorang OB-GYN serta penulis The Vagina Bible.

Baca Juga: Cara Mengolah Buah dan Sayur yang Benar Agar Nutrisi Tak Hilang, Jenis Pisau Juga Memengaruhi Loh!Faktor yang lebih penting dicatat oleh Dr. Wesley adalah pola makan.Ia menyarankan untuk hindari infeksi jamur dengan memantau gula dalam makanan.Kebersihan juga memainkan peran yang lebih penting dalam kecenderungan mengembangkan infeksi jamur.Sekarang, bagaimana dengan model yang tepat untuk pakaian dalam wanita?Semuanya bergantung pada faktor-faktor berikut ini:

Baca Juga: 7 Manfaat Kunyit Bagi Kesehatan, Memperbaiki Mood sampai Mencegah Kanker1. BakteriMenurut Dr. Wesley, tidak masalah apakah model celana dalam menutupi bokong atau tidak.Namun, pilihan paling sehat adalah kainnya menutupi labia (bibir atau lipatan kulit di sekitar lubang vagina).

Menurut Dr. Langdon, alasan utama untuk tidak mengenakan thong atau celana dalam G-string adalah karena kain yang berada di antara pipi, akan bersentuhan dengan anus.Itu dapat menjadi sumbu bagi bakteri untuk masuk dari usus ke vagina.2. KenyamananMenurut Dr. Wesley, thong dan G-string dapat mengiritasi vagina, khususnya lapisan internal labia (labia minora).

Baca Juga: Hati-hati! Penderita Saluran Pencernaan Kronis Tidak Boleh Divaksin Covid-19, Ini AlasannyaTali dan G-string bergesekan dengan labia minora, di mana kulit lebih halus, serta gesekan yang terus menerus dapat menyebabkan iritasi dan kerusakan kulit.Meskipun demikian, mungkin ada saat-saat kamu hanya ingin atau perlu memakainya.Tapi Dr. Wesley tetap menyarankan untuk memilih G-string dalam ukuran yang tidak terlalu pas.

(*)