Find Us On Social Media :

Nasib Nelangsa, Seorang Nenek Tinggal di Gubuk Reyot dan Kerap Berteriak Kelaparan Serta Kesakitan

By Hana Futari, Sabtu, 11 Desember 2021 | 17:09 WIB

Rumah Amur sudah tidak ditempati karena kawatir ambruk. Gentengnya sudah banyak berjatuhan, dindingnya bolong-bolong dan kayu-kayunya sudah banyak yang lapuk.

Bahkan Sumirah mengaku terkadang hanya punya uang Rp 5 ribu untuk memenuhi kebutuhan seminggu.

Uang tersebut dia belanjakan untuk kebutuhan makan ibunya. Dia lebih mengutamakan ibunya dibandingkan dirinya untuk urusan memenuhi kebutuhan hidup."Kalau saya bisa kuat menahan lapar. Ibu saya teriak-teriak kalau lapar," imbuh SumairahSumirah pun pernah kebingungan ketika Amur mengeluh sakit lambung. Pasalnya, selain teriak-teriak, Amur juga sampai menangis karena menahan sakit.Saat kondisi seperti itu, Sumairah harus pergi mencari utangan ke tetangganya untuk membeli obat pereda sakit lambung."Saya tidak tega kalau penyakit lambung ibu kambuh. Demamnya langsung naik. Meskipun utang, terpaksa saya jalani," ungkap Sulihah.Bahkan pernah suatu waktu, demam Amur tidak turun selama dua hari.  Sumairah kebingungan dan menghubungi adiknya, Sulihah. Keduanya memutuskan untuk memanggil seorang perawat di desanya.Beruntung, perawat tersebut tak menarik segala biaya dan obat. Menurut sang perawat, dirinya datang hanya sekadar membantu."Ada tetangga yang jadi perawat. Ia beberapa kali kami datangkan karena ibu sudah tidak bisa jalan. Alhamdulillah, perawat itu tidak pernah minta bayaran," ujar Sumairah.Kondisi Amur belakangan ini pun disorot masyarakat yang prihatin dengan kondisi nenek renta tersebut.

Baca Juga: Pasang Wajah Tegar Meski Tubuhnya Terbakar Api di Tengah Lapangan, Nasib Pria ini Justru Berakhir Seperti ini