Find Us On Social Media :

Kenekatan Presiden Indonesia Berkunjung ke Bosnia Saat Negara Itu Dilanda Perang Hingga Diintai Oleh Sniper Serbia

By Seto Ajinugroho, Kamis, 14 Juni 2018 | 14:10 WIB

Soeharto

"Pikiran saya selalu tertuju pada keselamatan Pak Harto" ujar sekretaris militer presiden saat itu, Mayjen TNI Pranowo.

Padahal sebelumnya pesawat utusan khusus sekjen PBB untuk Bosnia-Serbia Yasushi Akashi yang jelas-jelas dilindungi oleh PBB ditembaki oleh gerilya tentara Serbia di Bosnia.

"Bayangkan, bagaimana kita tidak ngeri. Jaminan untuk Presiden kita apa dong, sedangkan Akashi saja diganggu ke Bosnia" ujar salah satu sumber staf presiden kala itu.

Jangankan pak Harto, Paus dan presiden Turki pun tak berani menginjakkan kakinya ke Bosnia karena keselamatan jiwa mereka terancam disana.

Tapi pak Harto tetap kukuh dengan pendiriannya, ia akan ke Bosnia saat itu juga!

BACA : Piala Dunia 2018 Segera Dimulai, Cek Jadwal Komplit Pertandingannya Disini!

Sementara itu di bandara Internasional Zagreb telah tersedia pesawat buatan Rusia jenis JAK-40 dengan nomor penerbangan RA 81439.

Pesawat kecil berkapasitas 24 kursi inilah yang akan mengangkut pak Harto dan rombongan ke Bosnia.

"Selamat jalan Pak! Hati-hati bapak-bapak yang lain!!" ujar para wartawan yang batal ikut ke Bosnia karena keadaan bahaya disana, hanya dua orang pers saja yang ikut dalam rombongan pak Harto.

Berselimut mantel hitam tebal pak Harto lantas naik ke pesawat, saat itu ketegangan juga terlihat di raut muka presiden RI ke dua tersebut.

Pesawat segera lepas landas menuju Bosnia dan saat perjalanan anggota United Nations Protection Force (UNPROFOR) pasukan perdamaian PBB di Bosnia, segera membagikan lembaran kertas putih ke semua penumpang.

Isi dalam lembaran kertas itu adalah PBB tidak bertanggung jawab atas keselamatan penumpang selama perjalanan termasuk bagi pak Harto.