Find Us On Social Media :

Kenekatan Presiden Indonesia Berkunjung ke Bosnia Saat Negara Itu Dilanda Perang Hingga Diintai Oleh Sniper Serbia

By Seto Ajinugroho, Kamis, 14 Juni 2018 | 14:10 WIB

Soeharto

Pak Harto tanpa peduli lagi langsung membubuhkan tanda tangannya di kertas pernyataan tersebut, "Dia main tandatangan saja lho!" ujar salah satu sumber staf presiden.

Perjalanan serasa tegang sekali dan saat mendarat di bandara Sarajevo pesawat yang ditumpangi pak Harto sudah dibidik oleh senapan anti pesawat udara kaliber 12,7mm oleh pihak Serbia.

Sesampainya di Sarajaevo pak Harto mulai membandel lagi, ia melepaskan helm pelindung dan rompi anti peluru dari badannya.

"Eh, Sjafrie, itu rompi kamu cangking (jinjing) saja," ujar Soeharto pada Sjafrie Sjamsoeddin, komandan grup A pengaman presiden.

Sekarang pak Harto hanya mengenakan jas mantel hitam serta kopiahnya saja, sasaran empuk untuk ditembak oleh sniper.

Setelah itu 40 anggota UNPROFOR termasuk dari kontingen Garuda yang berasal dari Indonesia segera memagari pak Harto dan ia disambut oleh Yasushi Akashi.

Segera tanpa penyambutan seremonial, tanpa lagu kebangsaan dengan terburu-buru pak Harto dan rombongan lantas dimasukkan kedalam panser lapis baja warna putih bertuliskan UN.

Perjalanan menuju Istana Presiden Bosnia, Alija Lzetbegovic segera dimulai.

Rombongan mulai was-was dengan perjalanan ini.

Bagaimana tidak, nantinya mereka akan melewati bukit-bukit yang disebut Sniper Valley dimana para sniper Serbia sering bergentayangan untuk mencari mangsanya disitu.

Saat melewati bukit itu pastilah para sniper Serbia sudah mengarahkan bidikkannya ke arah rombongan panser pak Harto.