Setelah perayaan ulang tahun tersebut, sang ayah mengatakan, Fabyan muntah-muntah hingga membuat keluarga pun khawatir karena Fabyan selalu memuntahkan setiap makanan yang ia makan.
"Akhirnya kami larikan ke IGD RS terdekat di Pondok Labu Jaksel. Dokter tak mau merawat inap, meminta kami kembali lagi besoknya untuk periksa ke poli saraf," kisahnya.
Kemudian, hasil tes darah normal dan CT Scan pun tidak memperlihatkan adanya permasalahan di otaknya.
Baca Juga: Jalani Ramadhan di Tengah Pandemi Virus Corona, Chand Kelvin: Ibadah di Rumah Ajalah!
Akhirnya, dokter saraf RS itu merujuk Fabyan ke RS PON dan dokter di rumah sakit tersebut mendiagnosanya mengalami stroke.
"Kasus langka, tapi katanya memang pernah ada kejadian pada remaja. Namun dokter juga belum menemukan penyebabnya, karena hasil cek lab ulang terlihat normal, begitupun CT Scan," ungkapnya.
Hingga 5 hari dirawat di RS PON, kondisi Fabyan semakin memburuk bahkan ia sama sekali sudah tidak bangun dari tidurnya dan tidak bisa lagi merespons maupun berkomunikasi.
Hingga akhirnya Fabyan menjalani tes thorax karena saat itu ia mulai batuk-batuk, suhu tubuh tinggi, dan kejang-kejang.
"Hasil tes thorax, Fabyan terindikasi terpapar (covid-19). Dia harus pindah ke ruang isolasi di lantai khusus pasien covid-19 dan diambil sampel tes swab keesokan paginya."
"Dengan berat hati, saya harus menandatangani protokol covid, di antaranya biaya perawatan diambil alih pemerintah dan jika dia meninggal dunia harus menjalani proses pemulasaran jenazah hingga pemakaman sesuai protokol covid. Saya tidak punya pilihan lain," sambungnya.
Setelah itu, pada hari ke-4 di ruang isolasi, Fabyan mengembuskan napas terakhirnya tepat pada hari pertama Ramadan 1441 Hijriah, Jumat (24/4/2020).
Artikel ini telah tayang di TribunStyle dengan judul Pemuda 16 Tahun Meninggal Terindikasi Covid-19, Alami Gejala Tangan Kesemutan & Tidur Sepanjang Hari
(*)
Source | : | TribunStyle |
Penulis | : | None |
Editor | : | Puput Akad Ningtyas Pratiwi |