Ia kerap meminta bantuan ibu dan adik-adiknya untuk beraktivitas seperti menulis tugas sekolah.
Bahkan ketika makan, sang ayah sering memergoki Fabyan makan menggunakan bantuan tangan kiri.
Sepekan setelahnya, menurut sanga ayah, Fabyan mulai memperlihatkan kebiasaan aneh.
"Bangun cuma untuk salat lantas tidur lagi, makan, mandi, terus tidur," kata dia, seperti yang dikutip Tribunnews.com dari akun Facebooknya, Kamis.
"Dalam sehari semalam dia bisa tidur 20 sampai 23 jam," tambahnya.
Karena kondisi tersebut, keluarga berinisiatif mencari dokter saraf untuk Fabyan.
Baca Juga: Belajar dari Rumah di TVRI 1 Mei 2020, Soal dan Jawaban Materi SMP dan SMA Tidak Ada
Namun kala itu mencari dokter menjadi sulit disebabkan kebijakan PSBB.
Sampai akhirnya, ayah Fabyan menemukan dokter saraf yang aktif di sebuah RS di Pasar Rebo, Jakarta Timur.
"Diagnosa dokter saat itu ada masalah di otak kiri anak kami," terangnya.
Ayah Fabyan pun menanyakan apakah hal itu disebabkan oleh luka, infeksi, ataukah tumor, namun dokter membantahnya.
Source | : | TribunStyle |
Penulis | : | None |
Editor | : | Puput Akad Ningtyas Pratiwi |