Hal itu bisa saja menunjukkan bahwa para ibu tersebut kemungkinan melahirkan pada masa awal infeksi.
Sehingga, mereka tidak ada cukup waktu untuk mereka memproduksi dan mentransfer antibodi melalui plasenta.
Alasan lainnya adalah, ibu-ibu itu hanya dinyatakan positif memiliki antibodi IgM, di mana antibodi itu tidak bisa masuk ke dalam plasenta.
"Antibodi IgM muncul di awal infeksi dan kemudian menghilang begitu infeksi sembuh. jadi lima ibu yang hanya dites positif IgM berada pada tahap paling awal infeksi. Tapi, jika antibodi IgM muncul pada janin atau bayi baru lahir, hal ini menandakan bahwa janin tersebut terinfeksi virus secara langsung," kata Munoz- Rivas.
Pada penelitian tersebut, tidak ditemui IgM untuk Covid-19 yang terdeteksi di sampel darah tali pusat.
Hal itu menunjukkan bahwa tidak ada bayi yang terpapar corona saat mereka masih dalam kandungan.
Tetapi, para peneliti ini mengatakan jika mereka tidak dapat memastikan apakah SARS-CoV-2 tidak bisa menular kepada bayi sebelum dilahirkan.
(*)
Source | : | Kompas.com,Grid.ID |
Penulis | : | Bella Ayu Kurnia Putri |
Editor | : | Nurul Nareswari |